================================= Berharap, heh? Jangan, harapan itu hanya menerbangkan dan setelah puas akan menjatuhkan. =========== Bagian 21 :::::::::::::::: Napasku tercekat saat Mama dan Papa menatapku dengan aneh. Namun, aku lebih terkejut ketika mereka sedang membicarakan kerja sama. Berkas di atas meja Haru berlogo perusahaan Papa sudah jelas membuktikan analisisku. "Kunjungan ke calon mantu sama sekalian setujuin kerjasama kita," jawab Mama dengan senyumnya. Aku melemas mendengarnya. Apa yang dikatakan Nayla benar-benar terjadi. Harusnya aku jujur sedari kemarin agar Mama dan Papa tidak sampai ke titik ini. Rasa kecewa mereka akan lebih besar dan tentunya kerja sama akan dibatalkan. "Ma, Nadya boleh ngasih tahu sesuatu?" tanyaku sambil berjalan mendekat. Mataku dan mata

