Pindah Ke Surabaya

1400 Words
keberadaan mama kamu beserta adikmu,” jawab Hamran dengan raut wajah begitu sedih karena di penuhi dengan rasa penyesalan yang amat dalam. “ Papa pun sudah mencarinya kemana – mana, tapi selama tiga tahun pun papa belum bisa menemukan mama kamu. Bahkan sampai sekarang papa masih menyuruh orang untuk mencari " Maksud papa mama tengah hamil waktu diusir dari sini?” tanya Arman semakin penasaran. “ Iya nak, mama kamu tengah hamil tiga minggu waktu itu, dan oma mengetahuinya Ketika menemukan hasil pemeriksaan mama kamu di dokter kandungan seminggu setelah kejadian mama kamu di talak dan diusir oleh Hamran,” jelas oma Rahma. “ Arman, papa tidak ingin apa yang menimpa papa terjadi pada kamu. Jadi papa sama oma sudah sepakat, akan memindahkan kamu untuk mengurusi pabrik Garment papa yang ada di Surabaya. Papa khawatir Marisa kan berulah untuk bisa mewujudkan keinginanya menikahkan kamu denga Silla.” Arman pun terdiam beberapa saat mencerna keinginan Hamran untuk memintanya mengurus perusahan Hamran yang ada di Jawa Timur. “ Tapi pa, aku lagi berusaha untuk menemukan Aleksa kembali, dan akan meminta maaf serta membawanya pulang kembali kerumah ini,” jelas Arman setengah menolak. “ Nak, urusan Aleksa serahkan semuanya sama Allah. Kalau memang kalian berjodoh, maka sekeras apa pun orang akan memisahkan, maka kelain tetap akan dipersatukan. Lagi pula, oma sama papa kamu pun tidak akan tinggal diam. Kami tetap akan menyebar orang untuk mencari keberadaan Aleksa,” jawab oma Rahma menenangkan hati Arman. Arman kembali terdiam. Mungkin apa yang dikatakan oleh oma Rahma ada benarnya. Percuma saja menemukan Aleksa kalau dirinya tidak bisa lepas dari Silla nantinya. “ Baiklah, Arman akan mengikuti keinginan papa. Arman akan berangkat secepatnya bahkan mungkin besok pagi Arman akan pergi kesurabaya. Karena menurut Arman, lebih cepat lebih baik. Arman permisi dulu untuk istirahat. Dan Album ini Arman minta yan oma, biar Arman bawa serta. Siapa tahu Arman bisa dipertemukan dengan mama,” ucap Arman sambil beranjak pergi dari kamar oma Rahma menuju kamarnya dengan membawa Album kenangan pernikahan Raisya dan Hamran. Dibalas anggukan oma Rahma dan Hamran. Sesampai dikamar, Arman pun membersihkan badanya. Pikirannya kini melayang keberbagai tempat. Ada rasa rindu terhadap mamanya yang bahkan belum pernah sekali pun mendapatkan kasih sayangnya semasa dia bisa mengingat. Dan juga rasa rindu dan bersalah terus menghantui pikirannya dengan apa yang sudah dilakukannya terhadap Aleksa tiga bulan yang lalu. Keesokan Harinya, Arman pun pamitan sama keluarganya. Walau pun Arman tahu kalau Marisa itu bukan ibu kandungnya, tapi rasa hormat tetap Arman perlihatkan. Bagaimana pun juga, Marisa telah merawat dan membesarkannya layaknya anak kandungnya. Awalnya Marisa menentang keras kepergian Arman. Karena masih menginginkan Arman untuk menikah dulu denga Silla. Tapi Arman pun menjelaskan, kalau pabrik papanya disana dalam masalah. Jadi harus segera ditangani. Arman janji, setelah selesai urusannya disana, Arman akan mencoba untuk membuka hatinya untuk Silla. Mendengar perkataan tersebut, akhirnya Marisa pun mengijinkan Arman pergi ke Surabaya. Dengan Harapan selesai itu Arman akan segera menikah dengan Silla. Arman keluar dari rumahnya menuju mobil dan diantar langsung oleh Silla dengan wajah yang begitu cerah, karena mendapat harapan baru dari Arman. “ Hati – hati disana mas, dan cepat kembali,” ucap Silla sambil melepas pelukannya dari tubuh Arman. “ Kamu juga jaga diri baik – baik, aku pergi dulu,” jawab Arman mencoba untuk bersikap manis. Arman pun meminta pak yono untuk segera melajukan mobilnya, di antar pandangan Silla dengan penuh harapan bahwa tak lama lagi keinginannya untuk menjadi istri seorang putra konglomerat pun akan terwujud. ****** Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam, Arman pun tiba di bandara Internasional Juanda Surabaya. Disana sudah mendunggu pak Pak Dewa yang merupakan orang kepercayaan Hamran. Pak Dewa sudah mendapat kabar kalau Arman akan segera menjadi Dierktur Utaman di perasahaan tersebut. Untuk itulah, pak Pak Dewa pun langsung menjeput putra pemilik pabrik tersebut. Sementara jabatan pak Pak Dewa pun adalah Direktur Keuangan dan juga merangkap sebagai penanggung jawab Pabrik Garment tersebut. Setelah melihat kedatangan Arman, pak Pak Dewa pun langsung menyabutnya dengan ramah dan penuh rasa Horman. “ Selamat datang di Surabaya pak Arman. Sungguh suatu kehormantan buat saya bisa langsung menjempu pak Arman,” ucap pak Pak Dewa sambil mengelurkan tangannya. “ Terima kasih pak Pak Dewa, saya merasa tersanjung dengan kebaikan pak Pak Dewa yang sudah mau langsung turun tangan menjemput saya,” jawab Arman sambil memeluk tubuh pak Pak Dewa. “ Gak apa – apa pak Arman, ini sudah jadi tugas dan tanggung jawab saya. Jadi pak Arman gak usah merasa sungkan. Mari silahkan pak,“ jawab pak Pak Dewa sambil membukakan pintu mobilnya setelah memasuk semua barang bawaan Arman kedalam bagasi mobilnya. Tanpa menunggu lama, Arman pun segera masuk kedalam mobil pak Pak Dewa yang akan langsung membawanya ke Pabrik sesuai permintaan Arman yang ingin langsung melihat kondisi pabrik milik Hamran ayahnya. “ Gimana kabar istri pak Arman? Apakah sudah ada tanda – tanda akan segera memiliki momongan?” Mendengar pertanyaan Pak Pak Dewa, Arman pun menarik nafas. Kembali hatinya dihinggapi rasa bersalah yang sangat besar atas apa yang pernah dilakukannya pada Aleksa tiga bulan yang lalu. Arman tidak tahu lagi harus kemana mencari Aleksa. Apalagi saat tahu kalau nasib mamanya pun sama seperti yang dialami oleh Aleksa, hingga sampai sekarang pun papanya masih belum bisa menemukan Raisya. Rasa takut Arman pun kian besar. Takut kalau ha seperti itu menimpa dirinya. “ Entahlah pak. Saya justru tidak tahu keberadaan istri saya sampai saat ini. saya sudah mencari kemana – mana selama tujuh bulan ini, namun masih belum mebuahkan hasil,” jawab Arman sambil mengusap wajah kasar untuk menghilangkan kesedihan yang terus menghampiri hatinya. “ Maaf pak Arman, kalau boleh tahu memangnya ada masalah apa hingga membuat istri pak Arman minggat dari rumah?” tanya Pak Dewa penasaran. Arman memejamkan matanya sejenak, untuk merasakan nikmatnya rasa sakit yang kini dialaminya, lalu menjawab pertanyaan Pak Dewa, “ Sebenarnya Istri saya bukan minggat, pak. Tapi memang saya yang mengusirnya bahkan sudah menjatuhkan talak padanya,” “ Saya terlalu terburu – buru untuk mengambil keputusan tanpa mencari kebenaran dulu tentang apa yang dituduhkan pada mantan Istri saya. Saya terlalu emosi pada waktu itu, sehingga semua terjadi diluar kendali. Saya sungguh menyesali setelah saya tahu kalau semua itu hanyalah Fitnah.” Arman berkata dengan nada suara yang bergetar. Dadanya terasa sesak karena menahan rasa sakit atas apa yang sudah dilakukannya terhadap Aleksa. “ Namun saya sudah terlambat menyadari hal itu, karena mantan istri saya pun sudah pergi entah kemana, menghilang begitu saja. Dan yang paling membuat saya sakit, istri saya pergi Bersama calon buah hati kami yang Ketika itu masih berusia dua minggu. Saya mengetahuinya setelah teman saya yang berprofesi sebagi dokter pernah didatangi mantas istri saya untuk memeriksakan kehamilannya.” Arman menyeka ujung matanya yang mulai mengeluarkan cairan bening. Melihat Arman begitu sedih saat menceritakan tentang istrinya, Pak Dewa merasa tidak enak dan menjadi penyebab Arman kembali mengingat kejadian masa lalunya. “ Maafkan saya pak Arman, sepatutnya saya tidak harus mengetahui pribadi pak Arman. Sekali lagi saya minta maaf.” “ Tidak apa – apa pak Pak Dewa, justru saya berterima kasih. Karena dengan demikian masih ada orang yang memperhatikan saya selain dari keluarga saya,” jawab Arman sambil mencoba tersenyum walau pun rasanya pahit untuk bisa terlepas dari perasaannya. “ Oh iya pak, sebenarnya berapa banyak jumlah karyawan yang kita pekerjakan?” tanya Arman mencoba untuk mengalihkan pembicaraan agar tidak terbawa suasana hatinya. “ sekitar tujuh ribuan pak termasuk staf security dan yang lainnya,” jawab Pak Dewa menjelaskan. “ Oh Iya, kata papa bulan depan pabrik akan mengadakan acara hari jadinya yang ke dua puluh tahun. Apa sudah ada rencana untuk merayakannya? Karena saya ingin ada acara besar yang bisa dinikmati oleh seluruh karyawan pabrik kita, pak,” tanya Arman sambil menoleh kearah Pak Dewa. “ Setiap tahun memang selalu diadakan acara syukuran, namun hanya sekedar syukuran saja tidak lebih dari itu. Dan hanya diikuti oleh staf saja, sementara karyawan jarang untuk dilibatkan dalam acara tersebut,” “ Justru itu, tahun ini saya ingin membuat acara special. Saya ingin semua karyawan ikut menikmati hari jadi pabrik kita. Karena mesin – mesin jahit tidak akan bisa bergerak sendiri tanpa adanya oprator yang menjalankan,” tegas Arman. “ Baik pak, saya akan segera membetuk Panitia untuk merayakan hari jadi PT. Samudera Jaya Garment. Secepatnya saya akan susun anggarannya dan akan saya ajukan pada bapak,” jawab Pak Dewa. “ Saya minta lakukan secepatnya, karena waktu kita terbatas,” “ Baik, pak,” pungkas Pak Dewa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD