Bagian 2 : Pendirian

2039 Words
Ada Bagian Yang akan hilang Ketika Kita Tidak Sadar Bahwa Bagian itu, adalah sesuatu yg selalu ada bersama kita ~qs *** "Saya ingin menjadi bagian dari GH-Group karena saya merasa mampu dan bisa mengendalikan permasalahan pasar saham!"  Cecil menghela nafas nya, lagi-lagi yang ia dapat adalah jawaban yang sudah pasaran. Tidak bermutu dan sudah jelas akan lewat darinya. Namun ia masih berbaik hati, ia tetap menerima jawaban itu. Dan memilih untuk mengajukan pertanyaan terakhir "Jika GH-Group berada dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk memberikan upah untuk karyawannya. Apa Anda tetap akan bertahan atau memutuskan untuk keluar?" Cecil masih memberikan satu pertanyaan lagi, harapannya sosok di depannya bisa menjawab dengan jujur dan sesuai dengan faktanya.  "Ya, saya akan tetap bertahan!"  Cecil, gadis dengan pena di tangannya yang sedang ia mainkan itu segera menggeleng pada sosok lelaki di sebelah nya. Dan langsung mencoret kertas di tangannya dengan pena bermata tajam itu.  Membuat lelaki yang menjawab tadi seketika berdiri, tidak terima dengan penolakan yang diberikan padanya "Tunggu, apa saya melakukan kesalahan? Mengapa anda langsung menolak saya? Saya rasa jawaban saya tidak salah. Saya pantas untuk berada di sini, saya lulusan cumlaude dari universitas terbaik di sini. Tidak mungkin Anda hanya memberikan pertanyaan seperti itu dan menolak saya!"  "Bawa dia keluar! Saya sendiri tidak ingin mempertahan perusahaan ini jika sudah bangkrut. Lebih baik kembali dan memulai dari O" ujar Cecil menghela nafasnya. Ini alasan ia tidak suka dengan manusia-manusia kaku seperti lelaki itu. Cecil saja dulunya mahasiswa yang hampir beberapa kali kena DO, bukan karena ia bodoh, bukan. Tapi karena ia sering melanggar peraturan kampus yang ia anggap terlalu kaku. Mereka dipersiapkan untuk dunia yang nyata, bukan dunia yang abstrak. Dan pada akhirnya, Cecil memang di Drop Out, dan membuat ia memulai kuliah di luar negeri.  "Baik bu! " Seru satpam yang segera datang  Cecil menatap 4 orang yang tersisa lagi, satu wanita dan tiga lelaki. Cecil sedikit penasaran dengan sosok satu-satunya wanita yang tersisa, dari CV yang ia baca. Gadis itu adalah lulusan dari luar negeri, ia sedikit berharap bahwa ini akan sedikit berbeda. Namun, jika diperhatikan lebih detail lagi. Cecil seperti familiar dengan satu-satunya gadis itu.  "Baik lah, pertanyaan yang sama. Apa yang membawa kalian kemari? Di mulai dari, anda!" tunjuk Cecil pada lelaki di sebelah gadis itu "waktu anda sudah dimulai"  Louis berdiri, ia menarik nafas nya mengikuti instruksi dari Key yang tadi sempat memberinya semangat, "Saya Louis, jika ditanya apa yang saya bawa ke dalam perusahaan besar ini. Maka jawaban nya adalah 0 besar!" Jawaban itu membuat semua juri yang mewawancarai sedikit terdiam. "Namun, saya paham bahwa saham adalah sebuah pemicu dari segala kejahatan. Bisa dikatakan bahwa manusia mencintai uang, oleh sebab itu. Saya datang untuk menawarkan berbagai solusi nya dan cara menarik orang yang tidak tertarik untuk menjadi penanam menjadi seorang penanam!"  Cecil menaikkan sudut bibir nya, "Waktu sudah selesai, dilanjut dengan anda nona!" seru Cecil menunjuk Key  Key berdiri dengan anggun, ia menundukkan kepala nya lebih dulu sebelum memulai berbicara "Saya Key. Alasan saya masuk ke sini adalah untuk mengubah cara pandang orang mengenai saham, mengubah cara bermain dan mencari strategi. Jika yang orang tau pasar saham itu adalah pasar yang berat, yang bahkan bisa mengacaukan hidup orang. Maka, saya akan membuat nya menjadi teman. Teman yang jika di hianati akan berubah menjadi sesuatu sesuai dengan penghianatan itu. Tidak banyak yang bisa diandalkan dari ku, namun seperti pepatan berkata. 'Tidak selalu bertumpu pada otot, tapi semua nya adalah tehnik dan cara!' Terimakasih!"  Cecil lagi-lagi menarik kedua sudut bibir nya, jawaban gadis itu sama-seperti apa yang dikatakan oleh dosen nya ketika ia berkuliah di Amerika. Ia yakin bahwa gadis di depan nya memiliki sebuah potensi yang disembunyikan. "Jawaban anda menawan nona, aku rasa kalian ber-4 bisa masuk ke tahap wawancara terakhir!" seru Cecil saat sudah mendengar jawaban dari ke-4 orang itu. Louis, Key, Qais dan Sebastian menaikkan sudut bibir mereka.Sedikit merasa puas bahwa wawancara hari ini sedikit lebih baik. Louis menatap Key yang duduk di sebelah nya, ia menjadi sedikit tertarik dengan gadis itu. Dari cara nya berdiri, menjawab dan menatap orang sepertinya sudah di latih sejak dulu. Dan bahkan saat mereka dinyatakan lulus tahap wawancara berikutnya, gadis itu masih terlihat santai dan tidak terlalu menunjukkan seperti apa raut wajahnya.  "Kalian boleh senang untuk sekarang, tapi wawancara terakhir adalah wawancara yang akan menguji kalian ber-empat.Yang akan menguji kalian nanti bukan lah kami, tapi para pendiri dan CEO dari Gh-Group. Aku harap kalian bisa menjawab seperti sekarang. Saya pergi dulu dan ingat, wawancara terakhir akan diadakan pukul 5 sore nanti!"  Key dan ketiga nya langsung berdiri, memberikan hormat pada Cecil  dan beberapa orang yang ikut bersama gadis itu sudah pergi dari ruangan mereka. Key tersenyum dalam hati, lalu hendak melangkah keluar "Hey, bagaimana jika kita keluar bersama saja? Aku rasa ada stan manakan yang enak di bawah!" seru Louis "Lagi pula, kita hanya akan menunggu selama 2 jam lagi!" sambung Louis  "Ahhh,itu ide yang bagus. Perkenalkan, aku sebastian. Lulusan terbaik universitas Indonesia!" seru lelaki dengan kacamata yang terpahat di hidung nya.  "Aku Qais, lulusan UGM!" laki-laki dengan rambut cepak dan kemeja kotak-kotak memperkenalkan diri nya.  "Ahh, aku Louis, aku dari UGM juga! Dan aku tidak tau kau dari UGM juga!" seru Louis menatap Qais.  "Aku cukup mengenal mu, karena sering melihat mu beberapa kali!"  "Aku Key!" seru Key tidak menyebutkan lulusan nya.  "Kau lulusan dari mana Key? Cara mu menjawab tadi begitu elegan dan berbeda dari kami semua. Apa kau lulusan dari luar negeri?" tanya Sebastian  "Ahhh, sudahlah. Itu tidak perlu di bahas, sebaiknya kita segera ke bawa saja. Cacing di perut ku sudah mulai berontak!" seru Key sambil berjalan lebih dulu dari mereka. Ia sangat tidak suka jika harus dipertanyakan darimana asal ia kuliah dulu. Semua orang punya kebebasan untuk kuliah dimanapun yang ia mau. Dan menurut Key, lulusan darimana pun itu. Hal itu tidak akan mempengaruhi apa yang akan kita dapat kedepannya. Louis, Qais dan Sebastian saling menatap, "Aku rasa dia lulusan harvard, lihat saja cara nya menjawab. Dia begitu elegan sekali!" ujar Sebastian duluan  "Sudah lah, lulusan itu tidak menjadi penentu jati diri kita. Ada orang yang tidak memiliki lulusan saja bisa melakukan sesuatu yang berguna.Sebaik nya kita segera turun!"  Mereka berempat sekarang duduk di salah-satu stan restoran yang berada di lantai bawah. Tidak banyak yang terjadi, semua orang yang sedang berada di dalam restauran itu juga kelihatan sedang sibuk dengan acara makan mereka dan beberapa ada yang terlihat sedang fokus dengan pekerjaan nya. Key juga sesekali menatap layar ponsel nya, memantau pesan dari Keiko yang sudah membanjiri layar ponsel nya sejak tadi. Ia mematikan ponsel nya dan menatap Louis yang seperti nya sedang menatapnya juga. Namun lelaki itu memalingkan wajahnya dengan segera membuat key terkekeh dalam hati.   Gadis itu meletakkan ponselnya kembali di atas meja, sesekali menatap percakapan yang terjadi di antara mereka. Awalnya mereka tidak saling mengenal, namun karena situasi yang membuat. Sekarang mereka berada di dalam percakapan yang mereka buat sendiri. Begitulah hidup, orang-orang kadang akan datang dan pergi tanpa ada yang tau. Tidak ada yang bisa menghentikan hal itu, namun ada cara untuk mengingat mereka. Kenangan, hal itu lah yang menjadi memori yang bisa kita ingat dari mereka. "Ah, ini sudah hampir waktunya wawancara. Bukan kah sebaiknya kita kembali lebih cepat?" seru Key saat semua sudah menghabiskan makanan nya. Ia juga sesekali ikut dalam percakapan mereka yang  menurutnya sendiri cukup menarik. Tidak seperti percakapan gossip-gosip unfaedah. Namun mereka mengangkat topic yang cukup berat untuk dibahas. Semua saling membagi argument dan tidak ada yang saling memojokkan sata-satu sama lain. "Ahh, kalian duluan saja. Aku masih ingin merokok sebentar!" jawab Qai yang sudah berdiri lebih dulu. Lelaki itu hendak memasuki ruangan untuk para perokok, namun Sebastian lebih dulu angkat bicara. "Sebaiknya jangan merokok jika kau ingin lancar wawancara nanti!" usul Sebastian mengurungkan langkah Qais yang hendak berdiri dari bangku nya  "Benarkah? Aku tidak pernah memikirkan nya. Tapi saran mu cocok juga" ujar Qais yang tidak jadi keluar.  “Jantungmu akan memompa lebih cepat jika kau merokok, itu sebabnya sebelum melakukan aktifitas yang berat. Seperti olahraga, dan melakukan kegiatan yang menyita perhatian. Sebaiknya jangan mengganggu kinerja jantung mu!” Louis ikut menjawab. "Kita sebaiknya pergi saja!" usul Louis yang diangguki oleh semuanya.  **** Setelan jas 'merah maroon' dan dasi hitam membuat tampilan dari sosok lelaki yang sedang menatap pantulan diri nya itu terdiam di depan kaca.Mengagumi sosoknya sendiri yang semakin hari semakin tampan. Aldo berdecak kagum dalam hati, "Gen ayah memang selalu sempurna!" serunya menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jarinya. Sedikit mengacak rambutnya lagi, membuat penampilannya semakin terlihat memesona. Percayalah bahwa tampilan dari Aldo saat ini mirip seperti tampilan oppa-oppa korea itu, bahkan lebih tampan malah. Bisa dikatakan bahwa Aldo juga memiliki keturunan darah arab. ”Aku sangat tampan sekali astagahhh!” Aldo masih sempat-sempatnya lagi untuk menunjukkan kenarsisannya. Bukan narsirsih, tapi pede tingkat akut yang pasti akan susah untuk diobati. Langkah tumit yang memasuki ruangannya membuat ia mengalihkan perhatiannya. Cecil, gadis itu datang dengan balutan dress hitam nya. Aldo menatap gadis itu mendekat padanya dari pantulan kaca di depan nya. Cecil memasang senyum terbaiknya untuk lelaki itu, mengagumi sosoknya yang benar-benar memukau. Bahkan dirinya pun dibuat terpesona dengan ketampanan lelaki itu. "Ahhhh, kau sangat tampan untuk hari ini!" seru Cecil memeluk Aldo dari belakang  "Lepaskan tangan mu adik sialan, kau mengacaukan hari ku saja!"  "Ck, aku bahkan sudah berbaik hati untuk menggantikan mu datang ke acara pesta, dasar kakak tidak tau diri! Lagi pula kita hanya berbeda 2 menit saja Aldo, jangan terlalu mengagungkan pangkat 'kakak' mu itu" Baru saja beberapa menit yang lalu Cecil memuji pesona tidak tertolak dari kembarannya itu. Namun sepertinya hal itu tidak berlaku untuk sifat narsis dari sang kakak. Aldo langsung berbalik, balas memeluk adik kecil nya yang sudah dewasa "Adik kecil ku sudah dewasa ternyata ya, sudah bisa ngambek dan sebentar lagi juga akan menikah!"  "Hiueee..lepaskan tangan mu Aldo, aku tidak sudi di peluk lagi oleh mu!"  "Yak, dasar lebay. Itu saja sudah marah, dasar wanita!" kesal Aldo berjalan menjauhi kaca di depan nya, mengambil kunci mobil dan kembali menatap map berisi CV yang sudah berada di atas meja kerjanya.  "Ini apa?" seru Aldo  "Itu daftar nama yang lulus tahap wawancara dari ku untuk menggantikan kepala staf divisi keuangan. Mereka semua lulusan terbaik dari universitas ternama di Indonesia dan luar negeri juga. Dan ingat untuk mewawancarai mereka Aldo, aku tau apa maksud dari tujuan mu membuat mereka sampai pada tahap ini. Kita memang butuh kepala staf divisi yang baru, aku sudah memecatnya!" jawab Cecil yang menatap pantulan Aldo  saudara kembar nya itu dari kaca di depan nya.  “Lagipula, kau sudah mendapatkan apa yang kau mau. Perusahaan mu sudah jauh berada di atas J-Group. Aku tidak tau apa lagi yang akan ayah katakana padamu. Tapi jangan membuat waktu ku yang berharga sia-sia jika kau tidak merekrut mereka!” Lanjut Cecil menatap Aldo tajam. Ia tidak hanya sekali dua kali kenal dengan Aldo, tapi sudah sangat lama. Rencana briliannya pun sudah tak bisa diragukan lagi. Bahkan, untuk menerima tawaran sebagai juri wawancara sebenarnya sangat sulit bagi Cecil. Karena Aldo terlalu sering memainkan trik untuk mereka. Dan pada akhirnya, mereka tidak akan pernah ada yang lolos untuk memasuki GH-Group. Sungguh Menyebalkan! Aldo meminum kopinya, memberikan tasnya pada sopir pribadinya yang sudah berdiri di sebelahnya beberapa menit yang lalu. Ia membaca CV itu satu-persatu hingga tatapan Aldo terkunci pada sosok foto wanita yang ada di kertas itu. Raut wajah Aldo seketika itu juga berubah, tangannya yang tadi hendak mengangkat gelas kopinya itu kembali ia turunkan.Senyum Aldo langsung terbit antara percaya atau tidak dengan foto gadis itu, ia menatap ke bawah kertas CV itu dan ada sebuah gambaran domba. Aldo langsung bergegas pergi meninggalkan Cecil yang melongo karena menatap Aldo yang tersenyum saat menatap CV itu. Cecil bertanya-tanya dalam hati, apa yang membuat kakak nya itu begitu bersemangat?  “Al…!” Sosok lelaki paruh baya yang baru saja sampai berhenti di pintu saat Aldo sama-sekali tidak menghiraukannya. Sosok lelaki itu menatap Cecil dengan kening berkerut “Ada apa dengan Aldo, Ce? Tidak biasanya kakak mu itu menghiraukan ayah!” “Biasalah yah, seperti baru kenal saja dengan Aldo!” Sosok lelaki paruh baya itu terkekeh, lalu mengangguk pada Cecil bersamaan dengan sosoknya yang menghilang dibalik pintu. Namun meskipun demikian, Cecil punya Felling bahwa kakaknya itu kenal dengan sosok gadis itu.   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD