01

646 Words
Rafa bangun pagi-pagi sekali untuk mengambil alih profesi sang istri di pagi hari. Dikarenakan Aya sedang sakit jadilah Rafa yang mengatur semuanya, mulai dari mengurus Al sampai dengan membuatkan sarapan untuk mereka Rafa lah yang akan turun tangan.  Sebelum membangunkan Al, Rafa terlebih dahulu menempelkan telapak tangannya di kening Aya untuk mengecek apakah tubuh istrinya masih panas atau tidak. Saat sentuhan berubah menjadi usapan lembut, kedua mata Aya terbuka. "Udah enakan?"  Aya memejamkan kedua mata seraya mengangguk kecil. "Al udah bangun?" Tanya Aya dengan suara sedikit serak karena memang tenggorokannya juga sedang tidak enak. "Belum, kamu tidur aja biar aku yang ngurus Al." "Emang bisa?" Rafa tertawa kecil, "bisa dong, kan aku Papi-able." Aya ikut tertawa seraya menarik selimut sampai menutupi mulutnya dengan mata yang terpejam. Rafa mencium kening Aya lalu bangkit berdiri dari tempat tidur untuk membangunkan anaknya. Al tidur terpisah dengan mereka, anak itu masih tidur di box bayi nya. Walaupun Al sudah tidak mau dengan alasan sudah besar, secara diam-diam Rafa memindahkan anaknya yang sudah terlelap ke dalam box bayi yang ukurannya masih cukup lebar dan besar. Rafa memperhatikan Al yang masih terlelap dengan posisi terlungkup, Rafa punya cara tersendiri untuk membangunkan anaknya yaitu dengan cara menutupi tubuh mungil Al dengan selimut. Ketika selimut itu sudah menutupi tubuh Al maka tak lama Al akan bangun untuk menyingkirkan selimut itu. Rafa keluar dari kamar sambil membawa seragam sekolah dan juga tas Al. Di luar kamar sudah ada Al yang tengah berlarian tanpa mengenakan apapun. Rafa sengaja membawa anaknya keluar dari kamar karena tidak ingin membangunkan Aya yang sedang tidur akibat mendengar kebisingan mereka di pagi hari. "Pake sini baju nya, jangan kayak orang gila." "Papi gila? Hahahaha!"  Rafa duduk di lantai dengan punggung yang bersandar pada dinding seraya memperhatikan Al yang masih berlarian sambil memegang erat balon mainannya. "Kena lu!" Rafa menangkap Al yang kebetulan lewat di depannya. Al tertawa geli berusaha untuk melepaskan diri dari sang ayah. "Gak mau pake celana!" Al menggoyangkan kedua kakinya ketika Rafa mulai memakaikannya celana. Rafa melingkarkan tangannya di perut Al memegangi anaknya dengan erat agar tidak banyak bergerak. Jujur saja Rafa lelah sendiri dengan anaknya yang hiperaktif itu, sama sekali tidak bisa diam dan tenang. "Gak mau!!!"  "Ini Papi belom marah ya, jangan sampe Papi marah." Perlahan gerakan kaki Al mulai melemah berganti dengan pasrah. Kepala Al mendongak dengan tas yang sudah bertengger manis di punggung serta botol minum yang menggantung di lehernya. "Nih uang jajan nya, jangan diabisin kalo bisa ada sisanya." "Ih masa goceng," Rafa memandangi uang lima ribu yang ia sodorkan pada anaknya. "Daripada Papi kasih dua ribu? Pilih dua ribu apa goceng hayoo?" "Dikit tau, Al gak mau ah." Rafa menghela napas, "Al itu masih kecil. Uang jajannya ya segini dulu lah, ntar kalo udah gede baru Papi kasih yang banyak uang jajannya. Lagian Al udah bawa bekel, udah goceng aja." "Jangan goceng, katanya olang kaya!" "Astaghfirullah." Rafa membuka dompet dan mengeluarkan uang dua puluh ribu untuk anaknya. Al tersenyum puas lalu pergi. "Heh, salim dulu!" Al berbalik seraya cengengesan. "Ntal Al mau ke lumah opa." Kata Al setelah selesai mencium punggung tangan Al. "Hmmm." Rafa mengangguk mengantarkan anaknya ke teras rumah karena Al akan pergi ke sekolah dengan di antar oleh supir. "Hei, sarapan dulu yuk." Jemari Rafa bergerak mengusap pipi Aya yang terasa hangat. "Al udah pergi sekolah?" Rafa mengangguk. "Siapa yang nganter?" "Supir. Kamu sarapan ya, abis itu minum obat." Aya menggeleng lemah. "Jadi gak mau sembuh nih? Ntar obatnya aku hancurin biar kamu gak susah minumnya, atau... Mau aku bantu lewat sini?" Rafa menunjuk mulutnya dengan seringaian. Aya tersenyum seraya memukul pelan tangan Rafa. Rafa terkekeh. "Sarapan dulu ya, bubur nya udah aku buatin." "Pasti rasanya gak enak," "Sepele banget sih sama suami sendiri," "Bukan sepele, tapi udah yakin aja rasanya pasti gak enak." "Kalo enak Al otw punya adek ya." Aya kembali memukul Rafa membuat Rafa juga kembali tertawa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD