Part 2

876 Words
Part 2 Mas Satrio Mengaku Duda Begitu status itu ditulis dengan disertai sebuah foto seorang wanita cantik berambut pirang sedang memeluk mesra seorang lelaki berambut gondrong yang dikuncir keatas. Dan laki-laki itu tak lain adalah Mas Satrio-suamiku, yang tadi baru saja vc denganku dan Rangga dengan memakain kaos warna putih yang sama. Seketika hatiku langsung hancur berkeping-keping, dunia seakan runtuh. Mas Satria, suami yang telah kutemani dari nol dan kini sukses, malah tega menduakanku. Sifatnya yang Family Man, membuatku tak pernah curiga selama ini, ketika dia pamit keluar kota. Kupandangi wajah Karen yang memang cantik dengan make up paripurnanya, jauh...jauh berbeda denganku yang memang selalu tampil sederhana dan apa adanya. Jika dilihat usia Karen pun memang lebih muda dariku, apakah ini alasan Mas Satria menduakanku? Atau apa? Air mata berebut mencoba lolos dari pelupuk mataku, namun kutahan, tak benar rasanya jika aku menangisi orang jahat seperti Mas Satrio itu. Sebenarnya hatiku ingin sekali langsung menelepon dan memarahi keduanya, namun kurasa ini adalah hal yang salah, rasanya terlalu ringan hukuman yang kuberikan. Lebih baik kini aku pura-pura diam dan mencari keterangan lebih lanjut. Dari cerita teman-temanku, alangkah baiknya saat diselingkuhi suami seperti ini, kita tak boleh langsung mengamuk seperti kerasukan setan, lebih baik tetap tenang dah mengamankan semua aset yang ada. Yah, cara itu yang akan coba kulakukan saat ini, meski hati rasanya bak tertusuk duri. Kuat, aku harus jadi wanita kuat, demi Rangga juga. Aku pun kemudian mengirim chat kembali pada Karen, dengan menyertakan foto statusnya barusan. [Ini calon suaminya ya, Kak?] Chatku itu ternyata langsung dibaca dan dibalas olehnya. [Iya Kak, cocok nggak sih?] Seperti tersengat listrik, kembali hatiku sakit saat membaca balasan dari Karen tersebut. Airmata yang dari tadi kutahan, ternyata akhirnya luruh juga, kenapa semua bisa serba kebetulan seperti ini? Apa memang ini petunjuk dari Allah yang memberitahuku seperti apa kelakuan suamiku di luar sana? Agar aku tak terus-terusan menjadi b***k cintanya. "Mama kenapa nangis?!" celoteh Rangga membuyarkan lamunanku. Segera ku hapus airmata ini, aku tak sadar ternyata anakku itu tengah mengawasiku. "Ah, nggak kok sayang, mata mama cuma kelilipan saja, tuh sudah nggak 'kan?" jawabku sambil mencoba tersenyum. "Oo...Papa jadi pulang kapan Ma? Nanti atau besok?" tanya Rangga lagi dengan polosnya. Mendengar perranyaanya itu, seketika langsung kupeluk buah hatiku itu. Kasihan sekali, di sini dia sedang merindukan Papanya , tapi di sana Mas Satrio malah main gila dan berencana akan segera menikah dengan selingkuhannya itu. "Kok Mama tiba-tiba meluk sih? Terus kok nangis lagi?" tanya Rangga lagi sambil mengurai pelukanku. "Nggak kenapa-kenapa, cuma pingin meluk saja, dan mama nangis karena sayang banget sama Rangga, Nak," ucapku kembali berbohong. "Sudah...sudah Ma, jangan nangis lagi , Rangga juga sayang kok sama Mama dan Papa, sayang banget deh," ucap Rangga sambil menghapus airmataku. Mendengar ucapan Rangga itu, membuatku sedikit dilema, haruskah aku memisahkannya dengan Mas Satrio? Sedangkan dia sangat menyayangi Papanya itu, ditinggal sebentar saja sudah bingung mencari, apalagi kalau misalnya kita jadi pisah nanti? Apa iya aku harus mengorbankannya demi perasanku ini? "Terima kasih Sayang..."ucapku sambil menciumi wajahnya, "ya sudah, sekarang Rangga lanjutin mainnya ya Sayang," kataku yang di jawab oleh anggukannya. Ini masih awal, berbagai kemungkinan bisa terjadi nantinya. Yang penting sekarang aku harus cari informasi dan mengamankan apa yang bisa kubawa dari sini, jika saja nanti kemungkinan terburuk akan terjadi, dan tetap aku kuat dan tak boleh lemah. Kulanjutkan kembali berkirim pesan dengan selingkuhan suamiku itu. [Wah, serasi sekali Kak. Kok kayaknya wajahnya nggak asing gitu ya Kak, orang mana sih calon suaminya? Jangan-jangan malah tetanggaku, hehehe.] [Kayaknya bukan deh Kak, dia ini berasal dari Surabaya kok, lumayan jauh dari kota kita. Ooo...mungkin wajahnya memanfamiliar, karena kulihat Kakak dan calon suamiku ini berteman di sss kok. Itu, yang namanya Satrio Bimo. Itu loh yang sering upload foto-foto sambil memamerkan tubuhnya yang atletis. Memang banyak sih wanita yang mengidamkannya, pasti Kakak juga, iya kan?!] Berarti Karen ini sudah mengubek-ubek fbku, nyatanya dia sampai tahu pertemananku. Aku memang berteman dengan Mas Satrio di sss, tapi mungkin karena tak pernah saling like dan komen di tiap status, mangkanya kami seperti tak kenal. Dan di sss, aku sama sekali tak upload fotoku atau keluargaku, yang ada hanya status meneruskan postingan orang lain yang kurasa bermanfaat. Untuk promo jasa henna pun hanya kulakukan di grup-grup promosi daerah saja. Tunggu, di akun sss itu, Mas Satrio kayaknya beberapa kali mengupload foto Rangga, namun memang tak pernah upload foto bersamaku. Apa itu berarti si Karen tahu jika dia laki-laki yang sudah menikah? Aku harus menanyakan hal itu. [Oh iya, Kak. Aku baru ingat, tampan sih, mangaknya banyak cewek yang nge-fans. Tapi kok kulihat dia beberapa kali posting foto bersama anak kecil sih, itu anaknya? Atau keponakannya Kak?] Tanyaku langsung menjurus, tak sabar aku menanti jawaban apa yang akan diberikan oleh si Karen ini. [Cowok kecil ganteng itu, anaknya Kak. Dia memang duda, sudah bercerai selama setahun, karena istrinya ketahuan selingkuh. Tragis Kan? Bodoh banget kurasa mantan istrinya itu, lelaki sebaik dan setampan Mas Bimo kok masih diselingkuhin. Bener nggak Kak?] Keterlaluan sekali Mas Satrio mengaku duda dan malah mengatakan hal buruk tentangku. Ini berarti si Karen hanya terpedaya oleh bujuk rayunya saja. Hemmm...tak akan aku biarkan pernikahanmu itu sukses Mas, lihat saja apa yang akan kulakukan. Istri yang selalu nurut padamu ini, akan berubah menjadi musuh dalam selimut untukmu. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD