87. Membawa Nabila Kembali III

1108 Words

Alice menelan ludahnya susah payah ketika mendapatkan tatapan tajam dan ancaman telak dari Zidan. “Saya mengerti Tuan. Maaf atas kelancangan perkataan saya. Tidak seharusnya saya menggurui Tuan dan mengingat akan posisi saya,” Alice menundukkan wajahnya sembari meminta maaf dengan formal. Sakit ... Alice merasakan sakit karena harus menerima kebencian dan amarah dari orang yang dicintainya. “Sampai kapanpun aku memang tidak bisa meraih hatimu, wahai Tuanku,” gumam Alice lirih, sangat lirih. Tapi sepertinya dengan suara keraspun Zidan tak akan mendengarnya karena orangnya sudah pergi dan mengabaikan sikapnya begitu saja. Hanya sebatas bawahan, tidak lebih. Itulah posisi Alice saat ini dan sampai kapanpun tidak akan pernah berubah. Jane telah selesai mengurus hal yang berhubungan dengan b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD