Windy melangkah menuju kamar putra sambungnya. Ia melangkah malas, tapi bagaimanapun juga Windy harus tetap melakukannya.
Sesampai di depan pintu, Windy pun menghela napas. Wanita itu kemudian mengetuk pintu secara perlahan.
Tidak lama, pintu terbuka. Kenzo tampaknya sudah siap dengan pakaian dan perlengkapan sekolahnya.
“Kenzo, umi pikir Kenzo belum siap lo … Ayo ke ruang makan. Kita makan sama-sama. Umi sudah masak nasi goreng udang dan juga sudah siapkan s**u hangat. Kenzo bawa bekal’kan? Umi juga sudah siapkan,” ucap Windy ramah. Sebuah senyum tulus mengembang di bibirnya.
Kenzo sama sekali tidak menjawab. Ia berlalu begitu saja di depan Windy seraya berjalan menuju meja makan.
Windy hanya mampu menghela napas. Ia marah, sangat marah. Andai saja yang melakukan hal itu adalah Langi
