“Jangan suka melamun begitu, Pak Putra. Nggak baik lo. Anda itu masih muda, nanti kebanyakan melamun malah semakin banyak kerutan di kening anda,” ucap sang rekan seraya bercanda. Ia memerhatikan Putra yang masih menatap langit biru. Ia tidak tahu jika Putra sednag memanjatkan doa seolah menatap Rabb-nya yang saat ini sedang berada di atas langit. Putra mengalihkan pandangannya, “Saya itu tidak melamun, Pak. Saya sedang menyentuh hati Tuhan saya. Siapa tahu Allah berkenan mempertemukan saya lagi dengan anak saya.” “Aamiin … Tapi kenapa anda tidak menemuinya langsung? Anda tahu rumahnya’kan? Saya bisa membantu anda. Sebab saya ada proyek bersama suami Windy dan ketika saya bersamanya, anda bisa menemui Windy di rumahnya.” “Tidak, Pak. Saya tidak ingin membuat masalah. Kalau saya lakukan