Lima Hari Lagi

1012 Words

Mobil telah melaju keluar dari pelataran gedung pencakar langit tempat perusahaan Dhira berada. Keduanya sudah duduk manis di bangku penumpang yang di kendarai oleh Angga. Entah kemana tujuan mereka, Dhira tidak tahu pasti. Pasalnya, sejak Tama memintanya untuk tidak banyak bertanya, Dhira langsung membungkam mulutnya. "Kamu kayaknya lagi nyantai banget ya mas." Dhira menatap laki laki yang sedang duduk di sampingnya sambil menggenggam tangannya. Tama berdehem, "Ada hal yang lebih penting dari pada pekerjaan yang harus aku lakukan hari ini." Lalu mencium singkat punggung tangan Dhira yang mulus. "Kalau aku? Penting enggak?" Dhira menggoda Tama sambil menoel lengan laki laki itu. Tama menoleh, menatap iris coklat milik Dhira. Mengukir senyum tipis di wajahnya, tanpa menjawab. Menganggu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD