Memanfaatkan Situasi

1007 Words
"Pergi lah mas..." Dhira menarik dirinya dari dekapan Tama. Tama menatap sinis Dhira, mencerna apa yang di katakan Dhira. "Maksud mu?" tanya Tama datar. Dhira menyeka sisa air mata yang masih ada di pipinya, menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. "Sebentar lagi acara pertunangan ku akan di gelar. Jadi, aku harap kamu mengerti," ucap Dhira lirih. "Tapi kamu tidak mencintainya," sahut Tama dengan ekspresi wajah dingin tanpa menatap Dhira. "Aku mencintainya mas." Dhira membohongi Tama dan dirinya sendiri. Tama tersenyum sarkas, tak semudah itu dapat membohongi seorang Tama. "Sampai kapan kamu membohongi diri mu sendiri?" Tama terus mendesak Dhira, ia tak ingin Dhira jatuh cinta pada Arjuna. "Apa urusan mu mas? Bukan kah kamu juga akan menikah dengan Elindra? Sepertinya kalian juga telah mengenal sejak lama dan sangat serasi." Dhira menekankan perkataannya. Berniat membuat Tama segera pergi dari hadapannya. Laki laki tampan yang telah mengungkapkan kebenaran beberapa saat yang lalu itu mengulum senyum di wajahnya, seperti menahan tawa yang sengaja tak di keluarkannya. "Baiklah kalau itu menurutmu. Mungkin aku akan menikah terlebih dahulu dari mu," ucapnya datar. Dhira berdecak kesal sambil menghentak pelan kakinya, ada rasa tak terima di wajahnya mendengar ucapan Tama yang begitu meyakinkan. Tanpa menghiraukan Dhira, Tama melangkahkan kakinya untuk meninggalkan ruangan. Saat tiba di depan pintu langkahnya terhenti. "Jangan menangis, jika Elindra telah menjadi istri ku," ucap Tama tegas tanpa menoleh ke belakang, lalu bergegas pergi dari ruangan itu. 'Dasar, jahat,' umpat Dhira dalam hati. ***** "Sampai kapan kita seperti ini terus?" ucap si wanita sexi. "Hasrat ku enggak akan pernah puas saat bersama mu," sahut si pria sembari mencecapi leher mulus wanitanya. Sesekali wanita itu mengerang geli, hingga bulu bulu romanya berdiri akibat sensasi yang di rasakannya. Sambil mendesah ia berkata, "Tinggalkan dia sayang, nikahi aku." Wanita sexi itu tak kuasa menahan gairahnya yang semakin meningkat. Si pria tak menjawab, bibirnya terus menjelajahi leher dan pundak sang wanita, jemarinya pun sudah berkeliaran di paha mulus wanitanya. "Diam lah, aku hanya ingin menikmati mu," ucap pria dengan nada parau karena hasratnya semakin dalam. Jemari itu kini beralih pada pakaian mini yang di gunakan wanitanya, satu persatu kain yang membebati tubuh molek sang wanita terlepas, dilempar ke sembarang tempat oleh si pria. Kini tubuh wanita terlihat begitu menggoda tanpa sehelai benang pun yang menutupinya, perlahan cecepan itu turun ke d**a si wanita memain kan benda sintal milik wanitanya yang berukuran sedikit lebih besar. Lidahnya kembali bermain di puncak d**a itu, membuat sang pemilik menggeliat kan tubuhnya sambil mendesah nikmat. Desahan itu semakin membara hingga membuat tubuh si wanita kian memanas. "Enggak adil jika aku saja yang polos," ucap wanitanya dengan suara manja. Dengan cepat si wanita menanggalkan seluruh pakaian kerja yang masih menempel di tubuh pria itu hingga keduanya terlihat sama sama polos. Keduanya semakin memanas, cecapan yang bermula terasa hangat dan lembut kini berubah menjadi lumatan yang penuh hasrat, keduanya sudah tak tahan lagi. Si pria mendorong tubuh wanitanya hingga terbaring di kasur empuk yang selalu menjadi saksi bisu permainan liar dan panas mereka. "Aku ingin sensasi yang berbeda," bisik si pria. Si wanita hanya tersenyum malu, ia tahu apa yang dimaksud oleh prianya. Ia mengambil posisi yang tak biasa, yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Dengan cepat si pria memasukkan miliknya yang telah mengeras sempurna ke dalam kenikmatan surgawi milik si wanita. Sesekali wanita menjerit tertahan karena sensasi lain yang terasa lebih nikmat. Pria itu memulai gerakannya, mendorong lebih dalam hingga si wanita semakin menggeram nikmat, jemari nakal itu kembali meremas benda sintal si wanita dengan satu tangan yang menjadi tumpuannya di sebelah perut wanita. Keduanya bermandikan peluh nikmat, hingga pendingin ruangan tak mampu mendinginkan tubuh mereka. Semakin dalam semakin nikmat, saat keduanya telah merasa di puncak kenikmatan si pria semakin menaikkan ritme permainannya. Dan... Byur... semburan lahar putih menebar di rahim wanita dengan gerakan yang pelan. Si pria menarik miliknya lalu merebahkan tubuhnya bersamaan dengan wanita. Nafas keduanya tak beraturan, menikmati sisa sisa kenikmatan yang masih terasa. "Luar biasa sayang." Si pria menciumi punggung tangan wanitanya. "Tidak bisakan kamu menikahi ku dan tinggalkan dia, honey?" pinta si wanita sembari memainkan jarinya di d**a sang pria. "Aku enggak akan melepaskannya, sampai tujuan ku berhasil," jawab si pria dengan nafas yang terengah engah. "Tapi sampai kapan? Kenapa kamu enggak pernah memikirkan perasaan ku? aku sudah memberikan semuanya pada mu, bahkan tubuhku hanya untukmu. Apa itu kurang?" suara wanita itu kini terdengar lirih. "Sudah lah, jangan buat aku marah." Melepaskan tangan si wanita dari dadanya. "Dan ingat? Terlalu mudah untuk ku mendapatkan tubuh seperti mu, bahkan banyak wanita yang siap membuka kakinya lebar lebar pada ku. Jadi, biarkan aku menjalaninya. Aku enggak meminta kamu untuk menunggu ku. Karena itu tidak akan terjadi, aku hanya menikmati mu dan kamu juga sangat menikmati itu kan sayang?" sahut si pria sembari membelai lembut rambut wanitanya. Si wanita menahan amarahnya hingga meneteskan air mata, dirinya tak memiliki banyak kekuatan untuk melawan pria itu. Perlahan ia melepaskan pelukannya, bangun dari kasur dan berjalan untuk menuju kamar mandi dengan tubuh polosnya. Saat ia akan menutup pintu kamar mandi si pria telah menahannya dengan tubuh yang sama polos. "Aku menginginkannya satu kali lagi, di dalam sana." Sambil mengarahkan wajahnya pada bathup. Wanita hanya memutar bola mata malas, sebenarnya ia sudah sangat muak dengan kelakuan prianya, tapi entah kenapa tubuhnya pun tak pernah menolak setiap si pria ingin melakukannya, bahkan tubuhnya sangat menikmati setiap cumbuan yang di berikan si pria. Untuk yang kedua kalinya mereka menyalurkan kembali hasrat yang tak pernah padam, bukan hal yang buruk melakukannya dalam kamar mandi. Tubuh wanita terlihat sangat sexi ketika basah seperti ini, membuat si pria semakin enggan melepaskan cumbuannya. Bahkan ia telah membuat bekas bekas merah ke unguan di bagian leher, bahu, pundak, d**a, hingga paha, seakan menandakan kepemilikannya pada tubuh molek ini. "Aku enggak akan melepaskan tubuh indah ini. Kapan pun aku mau, kamu harus siap," ucap si pria pada wanitanya di sela sela permainan liarnya. 'Dasar pria m***m, entah terbuat dari apa gairah mu itu, hingga enggak ada capek capeknya. Perut ku mulai mual, jangan sampai dia tahu. Tolong jangan sekarang,' batin si wanita.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD