Bab 6

1187 Words
Sebuah mobil sport berwarna merah berhenti dengan mulus di depan sebuah mansion mewah yang berasitektur minimalis modern. Si pengemudi mobil turun dari mobil miliknya dan melempar kunci mobilnya kepada kepala pelayan yang menyambutnya, pengemudi itu adalah Alex. Ia kembali ke kediamannya setelah meminta sahabatnya sekaligus asisten pribadinya, Rey Zhang untuk menggantikannya menemani Sierra di rumah sakit. Alex segera bergegas ke kamar mandi, membersihkan diri karena tubuhnya terasa begitu lengket. Pakaiannya yang terkena noda darah dari tubuh Sierra langsung ia lempar ke dalam tempat sampah yang berada di kamar mandi itu. Ia membuka keran shower dan mengguyur tubuhnya dengan air yang mengalir dari shower tersebut. Ia memejamkan matanya erat karena sejak tadi di dalam kepalanya terus terngiang-ngiang suara Sierra yang terus memanggilnya 'Yang Mulia', entah kenapa ia tidak bisa menghilangkan wajah gadis itu dari pikirannya. "AAARGH!" Ia membasuh wajahnya dan mengacak-acak rambutnya yang basah, 'Kenapa sih itu cewek muter-muter aja di kepalaku?!' batin Alex geram. Ia segera menyelesaikan rutinitasnya membersihkan diri di dalam kamar mandi dan mengambil jubah mandinya untuk dikenakan, kemudian beranjak keluar dari sana. Langkah kakinya berhenti di depan sebuah kloset pakaian yang sangat besar di ruangan itu. Ia mengambil kemeja berwarna hitam dan celana panjang berwarna abu-abu tua, tidak lupa ia mengambil jas dengan warna yang sama dengan kemejanya. Badannya yang atletis dan terdapat beberapa deret roti sobek di bagian perutnya ketika ia membuka jubah mandinya, otot-otot di bagian d**a dan lengannya terlihat mempesona. Ia mengenakan pakaian yang ia pilih tadi, kemudian berdiri di depan cermin yang besar di ruangan itu dan menata rambutnya sebentar. Senyuman menawannya bertengger di bibirnya menampilkan lesung pipinya di kedua sisinya. "Hm … aku memang tampan," gumamnya narsis. Alex bergegas keluar dan mengambil kunci mobilnya yang tadi ia serahkan kepada kepala pelayannya, ia menekan tombol starter dan melajukan mobilnya kembali membelah jalanan. Ia mengambil headset bluetooth-nya dan memasangnya ke telinga kirinya, kemudian menekan tombol angka satu di daftar panggilan cepat pada layar audio mobilnya yang terhubung langsung dengan ponsel miliknya. "Halo, Honey. Kamu di mana sekarang?" sapa Alex ketika panggilan keluarnya dijawab dari seberang. "Kenapa? Masih ingat sama aku sekarang? Aku pikir kamu sudah lupa!" sindir suara seorang wanita yang terdengar begitu kesal kepada Alex. Wanita itu adalah Angel Mo. "Sorry, Hon. Kemarin aku kecelakaan, jadi …." "Apa? Kamu kecelakaan? Di mana? Ah maksudku kamu bagaimana?" tanya Angel langsung panik mendengarkan alasan yang diberikan oleh kekasihnya itu. "Hahahaha … aku tidak apa-apa kok, Hon. Kamu di mana sekarang? Aku ke sana sekarang," tutur Alex menenangkan kekasihnya itu. "Ck, jadi kamu bohong kalau kamu kecelakaan?" balas Angel berdecak kesal. "Nggak, sweetheart. Ceritanya panjang, aku mau ketemu sama kamu. Aku kangen," balas Alex lagi dengan senyum yang merekah di bibirnya. "Aku lagi di tempat syuting, Lex. Kamu mau ke sini? Kalau begitu aku izin sebentar sama sutradara, kita ketemuan di restoran terdekat aja ya," ucap Angel dan menyebutkan nama restoran di dekat tempat syutingnya. "Baiklah. See you, Honey," ucap Alex mengakhiri panggilannya. Angel segera meminta tolong kepada manager-nya untuk meminta izin sebentar kepada sutradara. Ia segera masuk ke dalam mobil van milik perusahaan tempat ia bekerja dan meminta asistennya mengantarnya ke Restoran Lavender yang berada tidak jauh dari tempat syutingnya. Beberapa menit kemudian, mobil sport milik Alex sudah sampai duluan di depan restoran itu. Pria itu segera masuk dan mencari tempat duduk yang berada di sudut ruangan. Sambil menunggu, ia memesan minuman kesukaan Angel kepada pelayan restoran. Ia melirik jam di pergelangan tangannya dan mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di atas meja restoran itu. Tidak perlu menunggu lama, wanita yang ia rindukan datang menghampirinya. Angel menoleh ke kanan dan ke kiri dengan kacamata hitam bertengger di hidungnya. Ia duduk di sofa depan Alex. "Lex, kamu kok gak pesan ruang VIP aja sih … Kalau aku difoto sama paparazi gimana? Terus kalau ada fans fanatikku gimana, Lex?" cecar Angel cemas. Alex menghela nafas pelan dan menggenggam tangan kekasihnya itu, "Honey, kamu gak perlu khawatir. Aku sudah memesan seluruh tempat ini. Lihatlah sendiri, bukankah hanya ada kita di sini?" Memang ketika masuk ke restoran itu, Angel tidak melihat seorang pun tamu yang duduk di restoran itu, hanya beberapa pelayan restoran aja yang menyapanya. Angel menghela nafas lega dan membuka kacamata hitamnya. "Kenapa kamu gak bilang dari tadi?" protes Angel. "Kan kamu gak nanya," balas Alex santai dan tersenyum. "Lagian kamu mau sampai kapan sembunyi-sembunyi begini, Honey?" lanjut Alex lagi. Hubungan Alex dengan Angel memang belum diketahui oleh publik, karena Angel tidak ingin mengeksposnya. Ia tidak ingin karirnya terganggu kalau mereka mengumumkan hubungan mereka, oleh karena itu, setiap kali mereka bertemu selalu di tempat sepi atau tempat tertutup. "Ada apa kamu mencariku? Kamu gimana, Honey? Katanya kamu kecelakaan, tapi …," Angel memperhatikan wajah Alex dan tubuhnya yang dalam kondisi baik-baik saja. " … tapi aku lihat kamu baik-baik saja," lanjutnya lagi. "Iya aku baik-baik aja, Hon. Hanya luka lecet sedikit di siku tanganku, tapi tidak apa-apa, gadis itu yang …." "Gadis?" sela Angel ketika mendengarkan penjelasan Alex. "Iya gadis yang menolongku yang sekarang terluka parah. Ah, sudahlah kita tidak usah membicarakannya sekarang. Intinya aku kangen banget sama kamu, Angel," ucap Alex mengenggam tangan gadis di depannya dan menatapnya dengan penuh cinta. "Hanya itu?" tanya Angel datar. Ia tidak menyangka kekasihnya mengajaknya datang ke tempat itu hanya ingin mengatakan bahwa ia rindu padanya. Angel menghela nafas pelan, "Alex, waktuku sangat terbatas … kamu ngajak aku kemari cuma mau ngomong itu?" tanya Angel sedikit kesal. Alex tersenyum puas mendengarkan kekesalan kekasihnya itu, "Honey, ada yang ingin aku berikan sama kamu dan ada yang ingin aku sampaikan." Alex mengeluarkan liontin giok dari saku celananya dan menggenggamnya erat di dalam kepalan tangannya, menyodorkannya ke depan kekasihnya, "Bukalah!" "Apa ini?" tanya Angel kaget mendapatkan kejutan yang tiba-tiba. Angel membuka jari-jari Alex perlahan, ia mengerutkan keningnya ketika melihat liontin giok yang berada di telapak tangan Alex saat ini. Ia tampak begitu kecewa melihatnya. Gadis itu mengira Alex memberikan hadiah perhiasan yang bertahtakan berlian, seperti yang sudah pernah dihadiahkan kepadanya setiap kali mereka bertemu. "Menikahlah denganku, Angel," ucap Alex tulus. Ia menatap manik mata gadis di depannya dengan penuh harap gadis itu mau menerima lamarannya. Angel membulatkan matanya tak percaya dengan pendengarannya saat ini, sebenarnya ia begitu senang seorang pria idaman wanita seperti Alexander Matthew Kim memintanya untuk menikahinya, tetapi sayang Angel tidak bisa menyetujuinya saat ini karena bagi gadis itu karir adalah nomor satu di dalam hatinya, apalagi sekarang ia sedang berada di puncak karirnya. Tidak mungkin ia menyia-nyiakan usaha kerasnya selama ini begitu saja. "Maaf, Alex. Aku tidak bisa menerimanya," ucap Angel sambil menutup kembali liontin giok yang berada di telapak tangan Alex. Pria itu terdiam mendengarkan penolakan yang keluar dari mulut kekasihnya, ia tersenyum miris. Tidak disangka, wanita itu masih lebih mementingkan karirnya dibandingkan dirinya. Ia menatap Angel dengan dingin, "Baiklah, kita putus!" ucapnya dingin dan beranjak dari tempat duduknya. "ALEX!" teriak Angel tak percaya Alex mengucapkan kalimat 'putus' dari mulutnya. Ia mengira kekasihnya itu akan memberikannya waktu untuk berpikir, tetapi ternyata ia salah besar. Angel menyesali keputusannya, tetapi ia tidak mengejar pria itu. Ia begitu yakin Alex akan kembali padanya karena pria itu sudah begitu tergila-gila padanya hingga ingin menikahi dirinya. Ia sangat yakin Alex akan kembali dengan memohon-mohon kepadanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD