Bab 21

1798 Words

Ruang sidang akhirnya bubar menjelang sore. Udara di dalam ruangan pengap oleh ketegangan yang sejak pagi menempel di dinding-dinding tua itu. Kursi-kursi bergeser, bunyinya bercampur dengan suara wartawan yang menutup laptop sambil buru-buru beranjak. Beberapa dari mereka saling salip, kamera di tangan terayun-ayun, mengejar siapa saja yang bisa dijadikan narasumber. Di depan, pengacara terdakwa masih membungkuk, berbisik cepat pada kliennya yang wajahnya lusuh dan basah oleh keringat. Hakim sudah berdiri, melepas toga, lalu keluar dari pintu samping dengan langkah berat, meninggalkan ruang yang kini dipenuhi riuh rendah. Banyu berdiri perlahan. Gerakannya tenang, beraturan, sama sekali tidak menunjukkan sisa letih dari persidangan panjang. Ia mulai membereskan map, menumpuk berkas-berk

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD