Masih di dalam mobil, Luna terisak. Ayu Ruminang mencoba memeluknya. "Dia kenapa Gavin? " "Seorang laki-laki tampak lebih dewasa dariku mengejarnya. Entahlah mengapa sampai dia sangat ketakutan begitu, " jawab Gavin sembari menyetir mobil. Ruminang mengangkat dagu Luna, menatap dengan penuh intimidasi. "Siapa? Kau bertemu Demian? " Luna menggeleng. "Lalu siapa? " Bukannya menjawab, Luna malah semakin menangis. "Katakan! " "Mmmmaaas Yuuu... " Luna terbata-bata. Tekanan di batinnya benar-benar mengguncangnya. "Yudha... " lirih Ruminang menatap kosong pada sisi jalan yang terus mereka lalui. Ia sangat paham apa yang Luna rasakan. Akan begitu sulit menegakkan badan dan rasa percaya diri dengan kondisi tubuh wanita itu saat ini. 'Kau pasti menderita dengan perasaan rindumu

