Carla menutup pintu sambil tersenyum. "Jangan tanya dimana wanita itu ya, aku sudah hempas! Hempas jauh! Jijik tahu," ketus Carla menggosok tanggannya dengan tisu basah. "Kalau Yudha datang menjemputnya gimana?" tanya Ratih. "Bilang saja dia sudah pergi. Udah ah Mba. Aku beneran keki gitu lo. Mang Mba gak jijik apa, makan makanan dari dia?" "Mau gimana ya, ini enak sih," timpal Ratih. "Ngomong-ngomong, Nindi kapan ya bisa normal ya? Anak gadismu itu sadar, malah bikin onar. Segalanya dia hancurkan. Otaknya sudah miring. Apalagi besok kalau dia sudah buka perban. Kulitnya banyak bekas sayatan-sayatan. Gimanalah itu Mba? Ngeri aja bayanginnya. Mau jadi apa anak gadismu! Sudah pasti jauh jodohnya!" Ratih menghentikan mulutnya mengunyah. Raut wajahnya kembali muram. Hati ibu mana yang bi

