Aku memeluk Diana dengan sangat erat. Mengapa hatiku begitu sakit? Saat mendengar ia diseret dan dipermalukan oleh keluargaku. Seolah aku sendiri yang diseret dan dipermalukan. Seperti, aku juga ikut menderita. Wanita ini sudah banyak menderita, tak harus semakin menderita karena keluargaku. Hatiku menyuruhku untuk tetap melindunginya meskipun dia hanya artku. Perlahan, kurenggangkan tubuhnya. "Jangan bersedih. Aku di sini. Lain kali, kamu harus cerita apapun yang kamu alami. Kamu tanggungjawabku." Meski isi otakku memberontak dengan apa yang barusan kuucapkan, aku terus saja mengusap air matanya yang jatuh di kulit kasar Diana. "Ayo kita pergi! Aku akan menunjukkanmu sebuah tempat yang sering aku kunjungi!" seruku menarik tangannya. Tibalah aku di sebuah area pemakaman swasta. Ibuku

