Setelah mematikan ponselnya, wajah Rama terlihat tak seperti biasanya. Sepertinya orang yang meneleponnya barusan telah mematahkan semangatnya. Masih menjadi tanda tanya di dalam benak Diana, siapakah Viona? Orang yang sanggup membuat semangat Rama menjadi redup seperti ini hanya dengan sekali telepon. “Duduk yuk,” Tian seolah paham dengan situasi yang sedang terjadi, ia mengajak Rama dan Diana untuk berpindah ke ruang tamu. Mereka pun mengikuti sang tuan rumah menuju sofa ruang tamu. Masih di dalam gendongan Diana, Shiro tak ingin beranjak darinya. Ia seperti menemukan kenyamanan baru. “Hebat ya, baru kenal udah lengket gitu si Shiro. Kaya enggak mau lepas,” ucap Tian. Diana duduk tepat di samping Rama sambil membelai bulu lembut gumpalan bulu putih itu. “Emang enggak apa-apa kalau di

