17. Andini

2099 Words

“Hai Sya!” kata Ravindra begitu mendengar suara Syafima menyapanya lebih dulu di balik telponnya. “Aku? tadi pagi aku mengobrol dengan paman dan bibi setelahnya aku ke makam orang tuaku dan kemudian ke coffee shop yang di cabang Bandung. Ada apa Sayangku?” jelasnya panjang lebar tentang kegiatannya hari ini dengan penuh kelembutan. “Kenapa kamu tidak menghubungiku sejak tadi? aku menantimu, Quille!” kata Syafima sedikit merajuk karna Ravindra tiba-tiba lupa dengan Syafima yang sekarang harus diberinya kabar. Itu semua teralihkan sejak pertemuannya dengan Andini, si teman masa kecilnya tadi sore. “Maaf, Sayang. Aku tadi sibuk juga memantau coffee shopku di sini. Kamu tau juga kan aku sudah lama tidak pulang ke Bandung apalagi melihat cabangku di sini. Jadi aku ke sini juga bukan hany

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD