“Kalau sikapku sudah seperti ini, kenapa harus kamu tanyakan lagi? Aku ga suka!” Syafima menatap mata Ravindra dengan intens. “Oke, kalau kamu ga suka. Aku ga akan menghubunginya lagi.” Ravindra mengalah. “Bener?” Syafima menyimpan senyumannya karna sudah merasa menang selangkah dari wanita dari masa kecilnya. “Iya!” Ravindra kemudian mengangguk. Syafima terlihat berfikir sejenak dan terdiam memandang langit-langit kamarnya. Posisi mereka masih sama seperti tadi. Ravindra malah terlihat beberapa kali menciumi pipi Syafima karna terlalu gemas dan wanita itu tak meresponnya. “Sudah dimaafkan akunya?” Ravindra kini memasang senyuman. Syafima malah menggeleng. “Loh? Memangnya kurang apa lagi?” Ravindra mengernyitkan dahinya bingung. “Ini!” Syafima menunjuk bibirnya dan terseny