bab 2

1284 Words
makan malam keluarga begitu hening, hanya terdengar suara dentingan piring dan sendok. Sekarang dirumah cuma ada Risa dan mamanya berdua, bang Revan memilih tinggal di Surabaya bersama istri dan anak laki laki nya yang masih kecil, zidan Bagaskara putra Pratama. Bang Revan juga memegang perusahaan keluarga Pratama yang ada disurabaya. pembantu dan sopir pun diliburkan setiap hari Minggu. jadi setiap Sabtu malam mereka sudah pulang. " Risa nanti abis makan mama mau bicara sama kamu diruang tv" ucap mama sambil menatap Risa lembut. " iya ma" sahut Risa mengangguk. setelah selesai makan Risa menuju ruang tv seperti perintah mama, duduk disebelah mama menunggu apa yang akan mama bicarakan. " anak perempuan mama udah gede ya, cantik lagi" ucap mama sambil membelai rambut panjang Risa, mengawali pembicaraan. " kenapa ma" sahut Risa singkat. " dengar nak, mama teramat sangat sayang sama kamu, mama mau kamu berubah, cobalah untuk memaafkan papa kamu, sudah waktunya kamu kembali tersenyum bahagia seperti dulu nak" ucap mama sambil menangis. Risa memeluk mamanya. " Risa juga sayang mama, maafin Risa yang berubah kaya gini. tapi maaf ma, Risa gak bisa maafin papa, papa jahat udah ninggalin kita ma, Risa benci papa!" ucap Risa sambil terisak dipelukan mama. " nak, mama akan menjodohkanmu dengan anak sahabat mama, insyaallah mudah mudahan dia bisa membimbing kamu nak" ucap mama lembut mengusap punggung Larisa. " apaa!!!, gak ma! Risa gak mau, kok jadi dijodohin sih ma, pokonya Risa tetep gak mau. Titik!!" ucap Risa menolak keras. " dengerin mama sayang, ini semua demi kebaikan kamu nak" ucap mama terisak " tapi Risa gak mau ma!" sahut Risa, meninggalkan mamanya keluar rumah, pergi menuju tempat terkutuk yaitu club'. Risa tak peduli bagaimana keadaannya, dia hanya butuh ketenangan. Risa duduk seorang diri dipojok club', dia memutar mutar gelas yang masih berisi sedikit wine beralkohol, matanya terus mengeluarkan air mata. Hingga seorang p****************g menyentuh pundak Risa yang terbuka karena pakaiannya. " kamu kenapa menangis cantik?!" tanya pria itu sambil mengusap air mata dipipi Risa. Dengan cepat Larisa menepis tangan pria itu , berjalan pergi hendak meninggalkan pria itu, namun pria itu menghadang dan mencekal tangan Risa. " lepasin tangan gue, b******k!" " maaf cantik tapi Lo harus ikut gue!" Risa berusaha keras melepaskan tangan dari cekalan pria itu. " lepasin! cowo kurang ajar Lo!, Lo mau apa hah!" " gak akan gue lepasin! Lo harus jadi milik gue malam ini" Risa berontak menepis beberapa kali agar tangannya terlepas. karena kesulitan Risa mulai menangis " tolong..tolong..!" Risa berteriak minta tolong. Tapi karena suara musik dalam club' maka tidak ada seorang pun yang mendengar teriakannya. " percuma Lo minta tolong, gak ada yang bakal nolongin Lo, Lo lupa ini dimana hah!" ucap pria itu sambil membelai pipi Risa yang basah air mata. Tiba tiba.. Bugh! Bugh! Bugh! seorang laki laki menyelamatkan Risa dari p****************g. Dalam hati Larisa mengucap syukur masih ada yang mau menolongnya ditempat seperti itu. Larisa memicingkan matanya mengamati laki laki yang sudah menolongnya. ternyata dia cowo kulkas yang kemarin menabraknya ditoko buku. cowo kulkas melepaskan jaket nya dan memakaikannya pada Larisa. " lain kali kalo beli baju jangan yang kurang bahan begini" ucapnya datar. Larisa membelalakkan matanya, ini sebuah penghinaan atau apa, pikirnya, masih terus menunduk. " makasih udah nolongin gue" ucap Larisa lirih sambil menunduk. " saya anter kamu pulang!, gak baik perempuan pulang sendirian!" " hah!" " dimana rumah kamu?!" " jalan buncit indah blok d no. 10" sahut Risa. Larisa dan cowo kulkas berjalan menuju mobil milik cowo kulkas. selama perjalanan tidak ada obrolan basa basi atau apapun, suasana sepi dan canggung. setelah sampai didepan rumah, Risa turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih. cowo kulkas tidak menjawab, dia langsung pergi tanpa menoleh lagi meninggalkan Risa yang masih menunduk. Larisa membuka gerbang pelan dengan kunci cadangan yang selalu Risa bawa. Risa bersyukur mamanya sudah tidur, Larisa melangkah pelan menaiki tangga menuju kamarnya, segera membersihkan diri dan tidur. *** Riyan memarkirkan mobil digarasi rumahnya. kepalanya sedikit pusing mengingat kejadian barusan saat dirinya bertemu gadis lemah yang sedang diganggu p****************g. kalau bukan karena sahabatnya Fendi, Riyan tidak akan mau menginjakkan kakinya di tempat itu. flasback Riyan Riyan sedang meregangkan ototnya yang terasa pegal karena jadwal fliht yang padat, dia baru saja mendarat di bandara internasional Soekarno-Hatta 1 jam yang lalu. baru saja merebahkan tubuhnya diranjang tiba tiba ponselnya berdering, dengan malas Riyan mengangkat panggilan, tertera nama sahabatnya Fendi. "halo assalamualaikum" Riyan memberi salam " Yan! woi Riyan! Lo dimana?! tolongin gue" sahut Fendi diseberang sana. " bukannya jawab salam malah nyerocos aja Lo!" " iya iya maap, waalaikumsalam captain Riyan" sahut Fendi malas. " gitu dong, ngapain Lo nelpon gue malem malem begini, gue mau istirahat cape banget" ucap Riyan " Yan, tolongin gue, jemput gue diclub, gue minum sampe pusing, gak bisa bawa mobil sendiri gak kuat gue" " sampe mabok apa sampe pusing?!" sindir Riyan. " sampe pusing doang yan, tapi sempoyongan badan gue" sahut Fendi terkekeh. " tolongin gue Yan, pleeeaseee" " gak ah, lagian ngapain Lo pake ketempat gituan?!" " tega Lo Yan, duh pusing banget gue sumpah, pokonya Lo buruan kesini gue tunggu" paksa Fendi dan langsung mematikan ponselnya. Riyan langsung mengganti seragamnya dengan pakaian santai, dikenakan juga jaket abu abunya. Riyan langsung menuju club' untuk menjemput Fendi bersama dua orang pengawalnya. setelah masuk club' Riyan mengedarkan matanya mencari keberadaan Fendi. tiba tiba matanya melihat seorang gadis yang sedang diganggu p****************g. " kalian cari Fendi, langsung bawa pulang, saya ada urusan sebentar" ucap Riyan pada dua pengawalnya. " baik pak!" sahut keduanya. tanpa pikir panjang Riyan langsung berlari dan menghajar p****************g tanpa jeda, setelah itu Riyan langsung menarik tangan gadis itu keluar club', bara melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada gadis yang memakai pakaian terbuka dibahu. " lain kali kalo beli baju, jangan yang kurang bahan" ucap Riyan pada gadis yang terus menunduk. " makasih udah nolongin gue" " saya anter kamu pulang, gak baik perempuan pulang sendirian udah malem. " hah!" " dimana rumah kamu?" setelah sampai didepan gerbang rumah, gadis itu turun dari mobil Riyan dan mengucapkan terima kasih, Riyan tak menjawab, langsung meninggalkan gadis yang masih menunduk didepan rumahnya. flashback off tepat tengah malam Riyan sudah sampai dirumah, dia langsung menuju kamarnya membersihkan diri dan beristirahat. *** suara azan subuh yang merdu membangunkan Riyan. Riyan beranjak dari ranjang bergegas kekamar mandi untuk berwudhu, hendak sholat subuh berjamaah dengan ayahnya. " pulang jam berapa nak?, kok bunda gak tau" tanya bunda begitu Riyan turun menuju dapur menemui bundanya. " jam 12 an gitu deh Bun, hehe" sahut Riyan tertawa kecil. " trus kapan kamu bisa ambil cuti?" tanya bunda lagi. " belum tau Bun, ya udah Riyan berangkat dulu, ayah udah nunggu didepan" " assalamualaikum" Riyan mencium punggung tangan bundanya. " waalaikumsalam" jawab bunda. hari ini hari Minggu, Riyan libur tak ada jadwal penerbangan. keluarga Riyan berkumpul dimeja makan untuk sarapan bersama. " pagi semua" sapa Tari " pagi" sahut Riyan datar. Mentari rhamadani adalah adik Riyan yang masih duduk dibangku kelas 12. menurut Riyan, Tari orang yang menyebalkan karena begitu bawel dan berisik, meskipun begitu Riyan sangat menyayangi adiknya. " tumben ni kutub ada dirumah" ucap Tari yang langsung mendapat tatapan tajam dari Riyan. " Tari gak boleh gitu, Abang kamu libur ya pulang lah" sahut bunda. " ya tumben aja bun, biasanya libur juga diapartement nya gak dirumah" Tari terus menyindir abangnya. Riyan cuek tak berkata apapun, dia terus memakan sarapannya. " Tari udah, makan sarapannya" ucap ayah " nanti selesai sarapan Riyan temui ayah dan bunda diruang keluarga ya, ada yang akan ayah bunda bicarakan sama kamu" ucap ayah serius, membuat Riyan sedikit terkejut, takut dia membuat kesalahan. " iya ayah" sahut Riyan mengangguk, segera menyelesaikan sarapannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD