5. Wajah itu?

1424 Words
Aku tidak tau kenapa? Tapi aku bersyukur karna kehadiranmu hidupku tidak lagi kesepian terima kasih putri kecilku. *** "Saya mohon lydia. Maafkan wanita tua ini yg sudah tega memperlakukan dirimu seperti itu, tapi aku janji akan memperbaiki nama baikmu. Tolong lydia tetaplah tinggal di sini," Kata salma membuat lydia terdiam sesaat dan pada akhirnya lydia menganggukkan kepalanya. Jujur saja lydia bukan orang yg bisa tega pada orang. Apa lagi pada seorang wanita tua yg sudah lydia anggap seperti ibu baginya. Akhirnya lydia kembali memasuki apartemen lamanya yg sempat ingin ia tinggalkan? Tapi tidak jadi karna pemilik apartemen itu melarang dirinya pergi. Sebenarnya lydia merasa aneh pada bu salma. Tapi lydia membuang jauh perasaan itu. "Sayang. Kita gak jadi pindah, karna mama merasa tidak enak pada bu salma. Tapi kau tenang saja karna bu salma akan menyakinkan orang - orang jika kau bukanlah anak haram," Ujar lydia tersenyum senang sambil menepuk - nepuk pantai mungil alice agar bayi mungil itu segera tertidur. *** 1 tahun kemudian Banyak yg berubah dari sosok lydia. Gadis berusia 23 tahun itu kini berubah menjadi sosok ibu yg sangat telaten bila mengurus keperluan putri kecilnya itu. "Alice. Sini sayang," Panggil lydia kepada balita kecil yg tengah sibuk dengan mainan barunya itu. Merasa namanya di panggil membuat balita itu melangkah pelan dengan kedua kaki mungilnya sambil bercoletah khas suara balita. "Baba. Baba, hihihi," Coletah alice. Si balita kecil yg kini sudah berusia 1 tahun. Sudah 1 bulan ini balita itu suka sekali jika berceloteh, entah apa sebabnya. Lydia pun tidak tau. "Sayang. Hari ini mama mulai bekerja, ALICE mama titipkan sama tetangga, Ya. Tapi alice gak boleh nakal okey," Nasehat lydia kepada putri kecilnya itu. Tapi hanya dibalas dengan tatapan polos milik balita itu. Sesekali balita itu bercoletah sambil tersenyum kecil. "Sayang. Coba panggil mama. Ma. Ma," Kata lydia mulai mengajari alice untuk memanggil dirinya mama. "Ba...ba. Hihihi," Tawa alice seakan geli bila menyebut kata mama, membuat balita itu menyimpulkan nama panggilan mama dengan kata lain. Yaitu, baba. Membuat lydia harus menghela nafas lelah nya, sudah 1 bulan ini lydia berusaha untuk mengajarkan bagaimana cara memanggil dirinya. Tapi naas, balita itu sekarang tengah bermain - main pada dirinya, membuat lydia semakin gemas pada tingkah balita kecil itu "Mama sayang. Mama, iihhh dasar putri kecil nakal. Mama," Kesal lydia sambil mencubit pipi gembul alice membuat alice terkekeh geli. "Alice. Panggil mama, sayang. Ma. Ma," Perintah lydia dirinya berharap jika alice akan memanggil dirinya mama. "Babababa. Hihihi," Ucap alice membuat lydia menepuk jidatnya. Melihat tingkah laku balita itu membuat lydia harus banyak - banyak bersabar. "Dasar anak durhaka," Kesal lydia sambil mendudukkan balita kecil itu ke pengakuan nya dan mulai mengikat rambut kecil alice. "Aaarrggg." Teriak alice membuat lydia menghentikan gerakan tangannya. "Ada apa sayang?" Tanya lydia gemas pada tingkah putri kecilnya itu. "Uuhh ni....ni kit, (ini sakit)." Adu alice sambil menunjuk - nunjuk rambut kecil miliknya, membuat lydia terkekeh geli. Ia tau apa maksud dari ucapan putri kecilnya itu, tapi dirinya hanya berpura - pura tidak tahu saja. "Ayo sini alice. Biar mama ikat rambutmu, mama tidak mau telat di hari kerja," Ujar lydia sambil mulai mengikat rambut alice membuat balita itu kembali merengek. "Aaarrgghh. Ni kit. Ni kit, (ini sakit)," Oleh balita itu sambil menunjuk - nunjuk rambut mungilnya, membuat lydia menatap gemas pada tingkah lucu dari balita kecil itu. "Hehehe. Kan mama sudah bilang? Kalau ikat rambut itu memang akan sedikit sakit, karna rambut alice baru sedikit jadi harus tahan sakit ya," Ujar lydia tanpa mendengar rengekan alice. Lydia tetap mengikat rambut alice dengan model kepang membuat wajah balita itu terlihat sangat cemberut saat ini. Bagaimana tidak. Rambut mungilnya di tarik - tarik sama mama cantiknya, padahal rambut mungilnya masih terlalu pendek. Tapi sayangnya, lydia tetaplah lydia, akan mengikuti apa pun maunya. Membuat balita kecil itu menampilkan wajah masamnya saat ini. Setelah mendandani putri kecilnya, lydia segera menyiapkan dirinya dan niat lydia adalah menitipkan alice kepada tetangga sebelahnya. Yg kebetulan adalah seorang wanita paru baya yg hanya tinggal sendirian tanpa sana saudara. Membuat lydia sering kali merasa ikut bersedih dan bahkan lydia sudah menganggap wanita tua itu sebagai ibunya sendiri, setidaknya lydia tau jika wanita tua itu sangat kesepian. Membuat lydia sangat dekat pada wanita tua itu yg bernama bu sekar. Tok Tok Tok Lydia mengetuk pintu apartemen milik bu sekar, karna niat lydia adalah untuk menitipkan putri kecilnya kepada wanita tua itu. Karna lydia baru saja mendapat panggilan kerja disebuah perusahaan terbesar di kota ini. Lydia tahu ini berkat kehadiran alice, membuat lydia sangat menyayangi putri nakalnya itu. Mengapa lydia memanggil alice sebagai putri nakal? Karna balita itu suka sekali menganggu dirinya, membuat lydia memberikan julukan pada putri kecilnya karna terlalu gemas akan tingkah nakal dari balita kecil itu. "Eh. Nak lydia? Sudah mau berangkat kerja nak?" Tanya bu sekar yg baru saja membuka pintu apartemen miliknya. "Iya bu. Bu, LYDIA boleh minta tolong sama ibu? Buat jaga alice sampai lydia pulang kerja?" Tanya lydia merasa sungkan pada wanita tua itu. Bukan hari ini saja lydia meminta tolong, tapi hampir setiap hari membuat lydia merasa tidak enak hati pada wanita paru baya itu. "Tentu boleh lydia. Kan, ibu sudah pernah bilang jika pintu apartemen ibu selalu terbuka lebar untuk. Nak lydia," Kata bu sekar sambil mengambil alice dari gendongan lydia. "Terima kasih bu. Bu sekar sangat baik," Ujar lydia haru membuat sekar tersenyum manis sambil mengusap sayang puncak kepala lydia. "Sama - sama nak lydia. Jangan merasa sungkan pada ibu? Justru ibu sangat bahagia karna bisa bertemu nak lydia dan alice, seakan ibu memiliki sebuah keluarga kecil," Ujar bu sekar dengan wajah sedihnya membuat lydia memeluk bu sekar penuh rasa bahagia, karna secara tidak langsung lydia menemukan sosok seorang ibu yg sangat baik pada dirinya dan juga putri kecilnya itu. "Ya sudah. Saya berangkat kerja dulu ya bu. Lydia titip alice sama ibu. Alice jangan nakal ya sama nenek," Perintah lydia dibalas anggukan kepala dari balita itu, seakan alice sudah paham pesan dari mama cantiknya. Padahal belum tentu balita itu paham. **** Saat ini lydia sudah sampai di sebuah perusahaan yg mau menerima dirinya sebagai seorang sekretaris. Meski awalnya lydia tidak memiliki profesi sebagai seorang sekertaris? Tapi dengan belajar lydia yakin ia bisa. Apa lagi mengingat pemilik perusahan mau memberi ia waktu untuk belajar, dengan senang hati tentu lydia mau. "Permisi nona," Sapa lydia kepada seorang resepsionis, membuat sang resepsionis yg masih muda itu tersenyum ramah padanya. "Iya. Ada perlu apa ya?" Tanya sang resepsionis dengan nada ramah. "Saya lydia yg akan menjadi sekertaris di perusahaan ini," Jawab lydia sambil memperkenalkan dirinya sebagai sekretaris baru di perusahaan itu. "Oh. Nona lydia, mari ikut saya akan saya antarkan keruangan anda," Ujar sang resepsionis dengan nada ramah. Membuat lydia tersenyum manis sambil mengikuti langkah kaki gadis tersebut. Saat ini lydia sudah berada diruangan kerja miliknya dan disebelah ruangannya adalah ruang atasannya, Lydia tengah menatap kagum ruangan miliknya yg sangat nyaman dan bersih. Membuat lydia langsung menyukai tempat ini. Tap Tap Tap Suara langkah kaki membuat lydia yg berada diruangan miliknya segera menoleh ke arah kaca tebal yg terdapat diruangan kerja miliknya. Ya, ruangan lydia terbuat dari kaca tebal membuat lydia menoleh untuk melihat beberapa pria yg berpakaian serba hitam. Tengah mengikuti langkah kaki seorang pria yg memakai kemeja hitam dengan kacamata hitam yg berada di hidung mancungnya saat ini. *** "Apa gadis itu sudah datang?" Tanya seorang pria yg berpakaian rapi dengan kemeja mahal miliknya. "Sudah tuan. Dia ada diruangan sekertaris saat ini, tepat disebelah tuan," Ujar sang pengawal membuat pria itu tersenyum miring sambil menoleh ke arah ruangan lydia. Lydia yg tengah berdiri. Niatnya hanya ingin mengintip justru lydia tersentak kaget saat kedua matanya bertemu dengan kedua mata hitam pekat milik pria itu, yg baru saja membuka kaca mata hitamnya. Lydia bisa melihat jika kedua mata pria itu begitu tajam, seakan tengah menelanjangi dirinya saat ini. Membuat jantung lydia berdetak sangat kencan. Membuat lydia segera menoleh ke arah lain untuk mengatur detak jantungnya yg saat ini tidak stabil. Deg Deg Deg Lydia kembali menoleh sambil membungkukkan tubuhnya. Pertanda hormat, membuat pria itu menganggukkan kepalanya sambil melangkah memasuki ruangan miliknya. Tepatnya disebelah ruangan milik lydia. *** "Ya tuhan wajah itu?" Batin lydia sambil mengingat sosok putri kecilnya, tapi lydia segera menggeleng kan kepalanya. Tidak mungkin itu adalah ayah dari putri kecilnya." Tidak mungkin lydia, mana mungkin pria itu ayah dari alice. Dia sangat kaya raya, tidak mungkin tega membuang alice," Ujar lydia sambil menggeleng kan kepalanya seakan tidak mempercayai apa yg saat ini telah ia pikirkan. Tidak mungkin jika itu adalah ayah dari putri asuhnya. Itu sangat tidak mungkin. Tbc, ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD