Pisah

1131 Words

Za menggigit bibir bawahnya. Menikah dengan El? Za menggeleng. Kalau dia berencana menikah, mungkin waktu itu dia sudah menerima lamaran Ryan. Meskipun El menjanjikan dia akan bisa tetap bekerja, tetap saja kesannya lain. Pasti banyak yang memandang sebelah mata dirinya. Dan, tidak adil juga buat karyawan lain yang sudah mematuhi aturan tersebut. Bukan kah itu kurang etis? "Kamu boleh kapan pun datang ke tempatku, El. Aku nggak akan melarangmu." Za masih membujuk. Dia tahu El pria baik, ini bukan suatu hal yang rumit. El pasti mau dibujuk. "Za ...." Sial. El mengumpat dalam hati. Dia selalu tidak bisa kalau Za sudah menatapnya seperti itu. "El, aku nggak akan berbuat macam-macam." Za terus merengek. "Bukan kah hubungan yang baik itu kalau kita selalu menghargai keputusan pasangan? T

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD