Banyak sekali orang yang sedang berjaga, atau juga berlalu lalang. Mereka semua mengenakan pakaian hitam, lalu tidak ada suara sedikit pun. Semuanya menutup mulut, berjalan dengan kepala tertunduk, dan wajah yang muram.
Ame yang baru saja tiba di istana jelas saja merasa bingung. Ia menatap pria serigala yang juga sedang berjalan di samping kudanya, lalu menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
Keadaan istana memang terlihat baik-baik saja, hanya sikap penghuninya saja yang membuat Ame harus menguras otak. Ia memang merasa beruntung karena pria serigala bisa menggunakan teleportasi dan membuat mereka bisa tiba dengan cepat ke istana. Tapi kini … ia merasa harus mencari tahu apa yang menyebabkan istana terasa begitu asing.
“Yang Mulia, selamat datang.”
Ame menghentikan kudanya,
