Suara langkah kaki kuda terdengar begitu keras, berlari dengan cepat di antara kegelapan malam. Enam orang sedang memacu kuda masing-masing, terlihat terburu-buru, bahkan sampai tidak peduli dengan kondisi di tengah kota yang lumayan ramai. Salah satu dari orang-orang itu menatap ke belakang, memerhatikan jalan menuju ke arah penginapan. Ia mulai memikirkan tentang kasur empuk nan hangat, serta selimut tebal yang begitu lembut di sana. ‘Hah … sial sekali! Kenapa harus menjalankan misi malam ini juga?’ Ia merasa sangat terbebani pada dasarnya, tetapi dirinya juga tidak bisa menolak misi yang sudah diterima kelompoknya itu. “Peeter … cepatlah!” panggil seseorang dari depan sana. Mendengar namanya dipanggil, dengan cepat ia menatap. Dalam sekejap ia sudah memacu langkah kudanya agar bisa

