Bab 3
selesai makan, Radit mengajak ku untuk segera menjumpai pak kevin.
ada sedikit rasa gugup saat ingin menjumpai pak bos ku itu. tapi aku harus kuat mental, demi pekerjaan ku.
sebelum kami masuk, di depan pintu ruangan pak kevin, langkah kami terhenti sejenak, karena kami mendengar pak kevin sedang menelepon seseorang dengan nada agak kesal. mungkin dia sedang bicara di telepon dengan pak Hendra ayahnya.
"pah, papa gimana sih main rekrut sekretaris tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan ku sih" tanya pak kevin di telepon kepada pak Hendra.
kami tidak bisa mendengar balasan telepon dari pak Hendra karena kami hanya mendengar percakapan kevin sepihak.
tapi nampak nya pak kevin sangat kesal dengan tindakan ayah nya itu.
setelah selesai berbicara di ponsel, kami langsung masuk berdua dengan Radit.
"hey vin, kamu kenapa sih, aturannya kamu senang dong om Hendra pilih sekretaris yang cantik dan berbakat seperti Tia. " kata Radit seraya menenangkan kevin dari kesal nya.
"iya, dit, tapi maunya ayah minta persetujuan aku dulu sebelum bertindak" kata kevin.
"ya udah sih gak apa apa, percaya deh, pilihan om Hendra pasti yang terbaik buat kamu" kata Radit sambil memandangi aku.
seolah Radit berbahasa isyarat kepadaku. supaya aku berbicara langsung dengan pak kevin.
"halo pak kevin, perkenalkan saya Tia yang akan menjadi sekretaris bapak" ku beranikan ngomong, meskipun agak sedikit kaku.
"iya salam kenal" jawab pak kevin dengan singkat.
huh dasar pak bos yang jutek dan sombong. masa cuman bicara salam kenal aja, andai saja kamu bukan bos ku, hufff....
"ya udah kalian berdua boleh keluar dari ruangan saya, lanjutkan pekerjaan" lanjut pak kevin seperti ingin mengusir kami dari ruangan nya.
"oh ya udah, kami pergi dulu lanjut bekerja vin, ayok Tia kita keluar" ajak Radit.
"iya ayo dit, kami permisi dulu pak" ucap ku kepada pak bos kevin.
tanpa mengucapkan sepatah kata pun pak kevin membiarkan kami meninggalkan ruangan nya. ahh ya udah lah,, nanti aku jadi kebanyakan berharap, lagian kan dia itu bos ku. ya dia gak selevel lah dengan aku, dia anak orang kaya, satu satunya pewaris di keluarga nya. lah sedangkan aku,? aku hanya karyawan biasa aja, itu pun tanpa bantuan pak Hendra mungkin saat ini aku belum juga mendapat kan pekerjaan. dan mungkin saat ini aku masih pengangguran besar besaran.
**
hari sudah berganti sore, dan waktunya pulang kantor, karena sudah menunjukkan jam lima sore. aku segera beres beres untuk pulang. sebelum aku beranjak dari kursi tempat ku duduk, tiba tiba Radit datang menghampiri aku.
"Hai Tia, kamu pulang naik apa" tanya Radit.
"aku kayak nya naik ojek online atau gak naik taksi nanti dit, emang nya kenapa ya" tanya ku balik.
"gimana kalo aku anterin kamu pulang naik mobil ku, yah sekalian ingin tau alamat tempat tinggal kamu lah, mana tau sesekali kita bisa bareng ke kantor dan pulang bareng juga" Radit menawarkan aku pulang bareng dengan nya.
"hm apa gak ngerepotin dit"? tanya ku agak sungkan.
" ya sama sekali gak ngerepotin lah ti, gimana? mau gak?? tanya radit lagi.
"ya udah kalo memang gak ngerepotin kamu, aku mau kok" jawabku agak senang.
sepertinya Radit gampang bergaul orang nya.
atau mungkin ada maksud tertentu, aku juga gak tau. tapi sepengetahuan ku dia baik dan perhatian orang nya. gak seperti pak bos yang jutek itu sih.
di parkiran basement kantor kami hendak menuju mobil Radit. dan di sana kami jumpa dengan pak bos yang jutek, sepertinya dia mencuri curi pandang kepadaku, tapi dia seolah olah cuek gitu. dan dari mimik wajah nya sih kayaknya pak kevin gak suka kalo kami pulang bareng berdua dengan Radit.
"hey vin, kita duluan yah" sapa Radit kepada sahabat nya itu.
"iya dit, hati hati loh dengan orang baru" kata pak kevin. sepertinya dia menyinggung aku. tapi aku masih memilih untuk diam.
"gak apa apa lah vin, kalo orang baru nya secantik Tia. awas loh entar kamu nyesel" timpal Radit.
"dih,,gak lah dit. " jawab pak kevin singkat.
kalau saja kamu bukan bos ku, sudah ku cakra cakar tuh muka. untung saja posisimu sebagai bos ku, kalau gak,, , huh. . . .
di perjalanan mau pulang kami bercakap cakap dan bersenda gurau dengan Radit.
Radit orang nya Humoris dan juga sopan. aku suka cara dia memperlakukan aku sebagai rekan kerja nya.
setelah beberapa menit, kami akhirnya sampai di halaman depan kontrakan rumah ku. ya saya hanya ngontrak disini, saya hidup sebatang kara. orang tua saya sudah meninggal beberapa tahun lalu. dan saya tidak punya saudara atau pun keluarga dekat.
"dit kamu gak mampir dulu, " tanya ku kepada Radit.
"emang boleh ti, aku mampir sebentar" tanya Radit balik.
"ya boleh lah dit, masa aku sekejam itu, kamu udah nganterin aku, lah aku malah gak nawarin kamu mampir ke rumah ku" jawabku.
"oh oke lah" kata Radit, sembari turun dari mobil nya.
"kamu duduk dulu di sini ya dit" ucap ku sambil mempersilahkan Radit duduk didepan teras rumah kontrakan ku.
"iya ti, gak apa apa"
" oh ya, aku masuk dulu ya dit, biar sekalian aku buatin kamu kopi, mau gak" ucap ku menawari Radit minum.
"dengan senang hati cantik ku" kata Radit memuji ku.
segera aku masuk ke dalam rumah, dan membuatkan Radit kopi.
"ini dit kopi nya, " ku letakkan kopi di atas meja dekat kursi Radit.
"makasih ya, cantik" puji Radit lagi yang membuat ku agak tersipu malu.
ah ada ada aja tuh si Radit, pandai juga dia menggombal aku. tapi meskipun mulutnya pandai menggombal, tapi dia masih bisa jaga sikap ke padaku.
dengan panjang lebar kami ngobrol di teras rumah, dan tak terasa sore sudah berganti malam. karena terlalu asik cerita, kami tidak menyadari bahwa hari sudah malam.
"waduh sudah mau jam delapan ini ti, aku pulang dulu ya" kata Radit yang baru sadar dari obrolan kami.
"oh iya dit, gak terasa ya udah malam" jawab ku.
"hm kenapa ti, kamu gak mau ya, aku pergi dari sini? atau kamu mau aku temenin disini? kata Radit bercanda menggombal ku lagi.
" ih kamu ini dit, aku cuman gak pengen kamu kemalaman pulang dari sini, apalagi kan kamu nyetir sendirian" jawab ku.
"oh ya? aduhh makasih ya Tia cantik ku, kamu udah perhatian kepadaku" lagi lagi Radit menggombal ku.
"hm iya deh, iya, biar kamu senang" jawab ku.
"ya udah, aku pamit pulang dulu ya ti, sampai jumpa besok di kantor lagi" ucap Radit.
"iya dit hati hati ya"
"eh, oh ya ti, kamu keberatan gak, kalo besok pagi aku datang jemput kamu kesini, biar kita bisa bareng juga ke kantor" kat Radit menawari ku biar bareng pergi ke kantor.
"gak usah deh dit, kamu pasti capek dan ngerepotin juga" jawabku.
"gak kok ti, aku malah senang bisa bareng kamu ke kantor dan pulang kantor" kata Radit lagi.
"Ohh oke lah dit, aku mau, tapi gak apa apa kan sama kamu" tanya ku lagi memastikan nya.
"iya gak apa apa kok Tia cantik" kata Radit.
"ya udah aku pulang ya" lanjut Radit sambil menyalakan mobil nya.
"oke hati hati" jawab ku melambai kan tangan kepada nya.
setelah mobil Radit melaju dan gak kelihatan lagi, aku segera masuk ke rumah. rasanya gerah sekali karena pulang dari kantor sampai sekarang belum mandi.
ya, karena Radit sih, kami ngobrol begitu panjang sampai lupa waktu.
hufff.. . . . .
bersambung.. . . . .