Zefanya tertidur lagi sepanjang hari pada hari itu, lalu terbangun pada sore hari dalam keadaan tubuh yang begitu lemas dan mual luar biasa. Perempuan itu lekas turun dari ranjang dan berjalan cepat menuju kamar mandi. Berkali-kali dia berusaha memuntahkan isi perut. Namun, hanya cairan bening yang keluar dari mulutnya, beserta rasa pahit yang membuatnya tidak nyaman. "Sebenarnya apa yang aku makan sehingga dua hari belakangan ini perutku begitu mual?" monolog Zefanya, sambil mengelap sekitar mulutnya dengan tissue. Perempuan tersebut menghela napas panjang. Duduk lalu menyandarkan punggung pada sandaran kursi meja makan. Menengadah menatap langit-langit rumah kontrakan dengan lelah. Lalu, setelah beberapa sekon, matanya tiba-tiba membulat, terpikirkan sesuatu. Dengan begitu rusuh, Zefa

