“Dimana Clancy?” tanya Alena saat tidak mendapati sosok pria paruh baya itu di balik kemudi. Rudolf membawa mobilnya sendiri, ia duduk di balik kemudi untuk saat ini. “Ayo lah, Sayang. Aku lapar,” gerutu Rudolf saat Alena belum juga masuk ke dalam mobil. Alena hanya menatap sampai Rudolf kembali mengomel. “Aku lapar sungguhan, Sayang. Belum waktunya aku melahap dirimu. Kecuali jika kau memaksaku untuk melakukannya.” Tak ada yang melepaskan tatapan, mereka saling mengunci dalam tatapan masing-masing. “Come on, Baby,” rajuk Rudolf dan Alena bergegas masuk untuk duduk di jok di sebelah Rudolf dan dengan sigap Rudolf menarik sabuk pengaman Alena, memastikan semuanya benar disusul mengecup kening Alena sebelum mobil melaju meninggalkan parkiran. Sikap Rudolf yang tidak pernah berubah di mata

