Bab.1 Menjemput Yuki

1077 Words
Tokyo, Jepang, Golden University, Yuki, mahasiswi cantik yang selalu menjadi biang onar di kampus, seperti ratu absen, menggelapkan uang bayaran kuliah, sering kabur dari banyak mata kuliah dan yang paling meresahkan sering membawa minuman keras di sekitar area kampus. Sudah berkali - kali pihak kampus melayangkan surat peringatan pada Yuki, namun selalu dia abaikan dan tidak pernah diberitahukan oleh kedua orang tuanya. Suatu ketika sang CEO Golden University sendiri akhirnya turun tangan karena sudah geram dengan tingkah laku Yuki selama ini di kampus. Menuju White Mansion, terlihat seorang lelaki tampan yang tengah duduk di ruang kerjanya, dia lah Tuan Kenzi, yang kala itu sedang memerintahkan orang kepercayaannya yang bernama Masaki, untuk menjemput Yuki, untuk dibawa ke White Mansion milik Kenzi. "Masaki, sekarang kau jemput mahasiswi yang bernama Yuki itu, bawa ke hadapanku sekarang, jujur aku malas mengurus hal sepele seperti ini, namun pihak kepala dekan kampus sudah angkat tangan karena ulah mahasiswi yang bernama Yuki itu, tidak pernah menghiraukan surat panggilan dari kampus tersebut". "Baik Tuan Kenzi." "Ingat, jangan sampai kau melukainya." "Siap Tuan." Satu jam kemudian , Masaki sudah tiba di kampus Golden University dan sedang menunggu kedatangan Yuki , mahasiswi cantik biang onar itu. Tepat pukul tujuh pagi, Yuki sedang memulai aksinya, dia sudah tiba di depan gerbang kampus, namun dia berulah lagi, memutar balik mobilnya dan berniat bolos kuliah. Dengan cepat Masaki dan beberapa anak buah Tuan Kenzi, menghadang mobil Yuki , dan membawa Yuki ke dalam mobil mereka. Yuki berusaha memberontak, namun tak kuasa, karena Masaki memberikan bius pada Yuki . Sesampainya di White Mansion, Yuki yang masih dalam keadaan pingsan, segera dibawa Masaki ke ruangan Tuan Kenzi. "Permisi Tuan Kenzi, ini dia siswi yang bernama Yuki." "Ya sudah keluar kalian semua, biar aku saja yang menanganinya." "Siap Tuan." Setelah melihat semua anak buahnya keluar dari ruangannya, Kenzi mengambil sebuah air di sebuah gelas, lalu menyiramkan air itu ke wajah Yuki . "Bangun kau gadis nakal!" "Hei...siapa kau hah! Sembarangan saja kau menculikku, kau belum tahu siapa aku. Untuk apa kau membawaku ke sini, lelaki aneh." "Lelaki aneh katamu, memangnya kau siapa! Aku jauh lebih mengenal siapa kedua orang tuamu itu, kau putri dari seorang pengusaha yang bernama Johnson dan ibumu yang bernama Yotaka, kalau aku mau, aku sudah bawa kedua orang tuamu ke sini, untuk melihat perilaku putrinya yang selalu menjadi biang onar di kampus, dasar kau gadis yang tidak tahu diuntung, di luar sana banyak orang yang ingin sekali kuliah , kau sudah diberikan pendidikan yang terbaik, tetapi yang kau lakukan hanya membuat onar, dan sekarang kau masih bertanya mengapa aku membawamu ke sini, sekarang aku tegaskan, kau mau menyelesaikan masalah ini secara baik - baik, atau kau mau kedua orang tuamu tahu, bagaimana perilakumu yang sebenarnya di kampus?" "Kau bukan siapa - siapa, jadi kau tidak berhak ikut campur urusanku." "Hmm, jadi kau masih juga belum tahu siapa aku, aku adalah Kenzi, CEO tunggal Golden University dan Golden Property, kau pikir aku akan diam saja, melihat mahasiswi sepertimu yang sudah merugikan kampus, kau sudah menunggak biaya kuliah selama dua tahun, karena kau pakai uang itu untuk foya - foya saat kau bolos kuliah, sekarang aku tanya, kau mau selesaikan semua ini secara baik - baik, apa aku laporkan kepada kedua orang tuamu! Jawab pertanyaanku Yuki, kenapa kau hanya terdiam sekarang, kau takut padaku?" Ucap Kenzi yang mendekat ke arah wajah Yuki yang jaraknya hanya beberapa mili saja. "Baiklah iya iya akan aku bayar, tetapi kau jangan pernah melaporkan hal ini kepada kedua orang tuaku, aku minta waktu untuk mencicilnya." "Aku tidak mau dicicil, kekuranganmu sekitar hampir empat puluh juta, aku mau kau bayar saat ini juga!" "Apa! Kau sudah gila, aku tidak punya uang sebanyak itu, dasar lelaki tidak waras." "Ya sudah kalau kau memang tidak ada uang, aku berikan pilihan kedua, kau tanda tangani surat pernikahan ini, kau harus menjadi istriku sampai kau lulus kuliah, namun tidak aku berikan nafkah sepeser pun, kau hanya dapat makan siang dan malam saja, bagaimana apa kau setuju, jika kau setuju maka setiap pulang kuliah, kau langsung datang kerumahku ini, dan sebagai istri kau juga harus memasak untukku, membersihkan rumah, menyiapkan bajuku dan ingat kau tidak boleh pulang ke rumahmu, mulai besok siang kau harus tinggal di sini, masalah semua perlengkapanmu, segera aku siapkan besok, jika kau berusaha kabur dari sini, maka aku tidak akan segan - segan memberikan hukuman untukmu yang jauh lebih berat dari ini." "Kau lelaki yang tidak waras, aku tidak mau, bagaimana bisa, aku menjadi istrimu tetapi tidak diberikan nafkah, aku tidak pernah menyukaimu." "Ya terserah, jika kau tidak mau, bagiku itu adalah hukuman yang pantas untukmu, setelah lulus kuliah, pernikahan ini bisa kita akhiri, aku anggap hutangmu di kampus lunas, dan kita bisa bercerai, ya semua terserah padamu, jika kau masih berkeras hati, ya sudah kau cari uang tunggakan kuliahmu itu sekarang, aku tunggu sampai jam delapan malam, semua tunggakan harus lunas, bagaimana?" "Ya sudah baiklah, aku tidak ada pilihan lain." "Baiklah kau boleh pulang dulu sekarang, tetapi ingat besok siang kau akan dijemput oleh anak buahku, jangan pernah kau berusaha kabur, karena aku bisa dengan mudah menemukanmu, walau kau bersembunyi di lubang semut pun. Dan masalah orang tuamu , tidak perlu kau khawatirkan, aku sudah kabari mereka, kau ada study tour dari kampus." Dengan rasa terpaksa Yuki akhirnya menuruti apapun syarat dari Tuan Kenzi, dia keluar dari ruangan itu pun sembari membanting pintu. Membuat Kenzi tersenyum simpul. "Hmm, gadis itu cantik tetapi perilakunya buruk sekali, tetapi mengapa saat aku berada di dekatnya, aku tidak bisa menganiayanya, biasanya aku kalau ada anak buah yang tidak becus kerjanya, aku tidak memandang dia wanita, pasti aku berikan pelajaran, ahhh ada apa ini, jangan sampai aku terjebak dengan siswi pembuat onar itu." Sesampainya di luar White Mansion, Yuki dikejutkan dengan penampakan mobilnya yang sudah terparkir di halaman rumah Kenzi. "Silahkan nona Yuki, ini kunci mobil nona." "Bagaimana bisa, mobilku terparkir di sini, bukannya tadi tertinggal di kampus." "Ya kami yang membawanya nona, tadi Tuan Kenzi berpesan, besok pagi nona tidak perlu berangkat sendiri, melainkan dijemput langsung dengan pengawal pribadi Tuan Kenzi." "Hah untuk apa lagi, aku pastikan aku tidak akan kabur, untuk apa segala pengawal, bossmu itu kurang kerjaan saja." "Maaf nona, lebih baik tidak usah membantah, jika nona mau terhindar dari hukuman Tuan Kenzi." "Okay , okay , sampaikan pada bossmu itu, aku akan menuruti, puas kalian semua." Dari arah jendela atas, terlihat Kenzi yang sedang memandangi Yuki dengan senyuman simpul. Melihat perilaku Yuki saat ingin pulang dari White Mansion.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD