“Hai … selamat pagi, Gilang …” sapa Jeanny setelah turun dari mobil dan berjalan memasuki pagar untuk mendekati Gilang yang sedang mengenakan sepatunya di sebuah teras pavilliun. “Hai … hallo, kayaknya kamu terlihat segar dan ceria banget.” “Hi hi … Gimana enggak ceria? Hari ini, aku akan mendapatkan seorang pelatih menembak yang sangat mumpuni.” “Ha-ha … jangan berharap terlalu tinggi, bisa-bisa nanti malah kecewa. Aku nggak sebaik dan terampil melatih seperti yang kau bayangkan.” “Enggak bisa, pokoknya aku yakin jika kamu akan menjadi pelatihku yang paling baik.” “Ha-ha … terserah kamu, deh. Yuk, kita berangkat …” “Hayuk … Eh, tempat tinggal kamu kok enak banget, sih … di pinggir jalan, tapi adem dan nggak brisik karena banyak pohon besar,” demikian komentar Jeann