15. Peperangan Dahsyat

1132 Words
“Pada tahun pertama penanggalan Mouyu, Klan Iblis dan Klan Manusia mengalami sebuah pertempuran luar biasa di Lembah Fengwei. Selama ini Klan Iblis selalu menindas Klan Manusia. Dewa Neox sangatlah kejam hingga membuat Klan Manusia hidup menderita,” papar seorang lelaki berpakaian hanfu berwarna abu-abu dengan rambut yang kian memutih. Sebuah gulungan bergerak pelan di atas karpet berwarna putih keperakkan menampilkan sebuah lukisan peperangan antar dua klan yang berbeda. Klan Neox atau dikenal dengan sebutan Klan Iblis tersebut ditandai pakaian serba blue baby, sedangkan Klan Manusia putih bersih dengan aksen keemasan dan perak disetiap corak pakaiannya. Para murid yang awalnya terduduk rapi itu pun mulai bangkit dan menatap penuh cermat pada lukisan tersebut. Ekspresi mereka berbeda-beda. Antara sedih, kesal, merasa terhianati. Akan tetapi, Xuan Yi terlihat tidak menatap lukisan tersebut datar. Seakan ia sama sekali tidak melihat kekejam diantara kedua klan, kecuali Klan Manusia yang begitu mendominasi. “Dalam pertempuran besar di Lembah Fengwei, berhadapan langsung dengan Dewa Neox yang ganas membuat beberapa jendral besar, master kultivasi, dan pasukan klan kita tidak ada yang merasa takut,” lanjut Guru Xuaming membuat beberapa murid tampak mengangguk. Akan tetapi, lain halnya dengan Xuan Yi memisahkan diri membuat Chang Qi yang berada di sampingnya langsung mengikuti pemuda tersebut. Entah kenapa Xuan Yi merasa sedikit janggal dengan apa yang dikatakan oleh Guru Xuaming. “Dewa Neox dan Dewi Renisia mengandal kekuatan spiritual yang dimiliki sejak lahir. Membuat jendral dan master besar kita menghadapi jalan buntu. Kemudian, Tetua Besar Xiao membentuk formasi Fengming untuk melakukan serangan secara mendadak di tengah pertempuran yang berlangsung,” sambung Guru Xuaming memperlihatkan sebuah lukisan beralaskan api membara dengan seorang tetua berpakaian hanfu putih berdiri di tengah-tengah lingkaran. Xiao Pingjing melihat bahwa itu adalah sang kakek yang ternyata mengalahkan Klan Neox hanya mengamati dengan seksama sampai ia menyadari bahwa di sana ada seorang wanita berdiri tidak jauh dari serangan kakeknya. Tentu saja hal tersebut membuat pemuda berpakaian putih keperakkan itu mendelik tidak percaya. “Kenapa, Pingjing?” tanya Shen Jia yang kebetulan sekali berada di samping pemuda itu. Sejenak pemuda itu menoleh, lalu menjawab, “Aku hanya terkejut ada seorang wanita yang melakukan serangan di lukisan itu.” Shen Jia mengarahkan pandangan yang sama seperti temannya, lalu mengangguk membenarkan perkataan pemuda itu. Namun, ia kembali teringat bahwa itu adalah Dewi Renisia yang disebutkan tadi. “Sepertinya kau tidak mendengarkan penjelasan Guru Xuaming tadi,” bisik Shen Jia’er membuat Xiao Pingjing mengernyit bingung. “Ada apa?” tanya pemuda itu penasaran. “Pertempuran besar itu memang ada seorang wanita yang bernama Dewi Renisia,” jawab Shen Jia’er memutar bola matanya malas.” Seketika Xiao Pingjing menepuk dahinya pelan. Ia benar-benar melupakan seorang wanita yang disebutkan tadi. Pantas saja dirinya merasa seperti melewatkan sesuatu. Sebuah pertempuran besar yang memakan banyak korban membuat kerugian besar bagi Klan Iblis dan Klan Manusia. Bahkan bisa dikatakan Klan Iblis benar-benar mengeluarkan serangan mematikan hingga mengguncang seluruh Dataran Qinyuan. Membuat para warga biasa mengalami guncangan hebat hingga merobohkan rumah-rumah mereka. Kemudian, dalam sekejap mata Klan Iblis menghilang dengan beberapa diantara terluka dan menjadi tawanan Klan Manusia. Sedangkan tanpa ada yang menyadari bahwa salah satu pejuang penting Klan Iblis tertinggal akibat serangan mendadak dari Tetua Besar Xiao. Seorang wanita terluka parah dengan sekujur tubuhnya bersimbang darah berwarna biru pekat yang beraroma sangat wangi. Ia terseok-seok menyembunyikan diri di balik bebatuan besar sembari terus berusaha memulihkan diri. Namun, tenaganya benar-benar terkuras habis membuat wanita itu hanya bisa pasrah dan menatap ketertinggalannya dari sang ayah yang sudah meluncur ke atas langit. “Setelah perang dahsyat, Klan Iblis dan Klan Manusia tidak mengalami kekalahan dan kemenangan. Tapi, sebelum kepergian Klan Iblis, Dewa Neox pernah mengucapkan sesuatu yang mengatakan bahwa dalam waktu dua puluh tahun akan melakukan serangan balas dendam atas apa yang dilakukan oleh Klan Manusia,” ucap Guru Xuaming mengkode pada murid-muridnya untuk duduk kembali. Satu per satu dari mereka langsung membubarkan diri sembari berpikiran tentang ucapan tersebut. Sebab, rata-rata dari usia murid saat ini adalah dua puluh tahun. Sehingga mereka harus melakukan banyak persiapan sebelum pertempuran itu benar-benar terjadi. “Penghujung waktu dua puluh hampir batas waktu penghabisan membuat seluruh jendral, master besar, dan prajurit yang sempat melawan Klan Iblis merasa khawatir. Mereka takut bahwa ucapan dari Dewa Neox benar adanya. Jadi, Shifu harap semua belajar dengan bersungguh-sungguh dan berguna bagi negara,” ujar Guru Xuaming dengan penuh sebuah harapan dan doa di dalamnya. Xiao Pingjing yang mendengar hal tersebut hanya menyandarkan tubuh pada sandaran kursi, lalu melipat kedua tangannya di depan da*da sembari meluruskna kedua kakinya ke depan. Sementara itu, Shen Jia mengangguk beberapa kali mendengarkan penuturan yang membuat pengetahuannya semakin bertambah. Namun, hal tersebut terlihat berbeda dengan Xuan Yi. Pemuda itu malah meletakkan kepalanya di atas tumpuan tangan kanan sembari terus mendengarkan penuturan Guru Xuaming yang terdengar tidak masuk akal. Sebab, ia tidak pernah mendengar dari siapa pun bahwa Klan Neox melakukan hal yang dikatakan tadi. Bahkan untuk ukuran kakeknya sebagai Master Kultivasi pun sama sekali tidak pernah membicarakan hal tersebut. Meskipun sang nenek selalu menceritakan bagaimana dua klan yang berbeda itu selalu melakukan serangan balik. Yang terlewat dari perkataan Guru Xuaming adalah peperangan diluncurkan pertama kali oleh Klan Manusia, dan hal itu telah mengganggu pikiran Xuan Yi. Entah kenapa ia merasa kalau Klan Manusia-lah yang salah, bukan Klan Iblis. Sebab, selama ini dirinya tidak pernah melihat Klan Iblis melakukan kecurangan, kecuali Klan Manusia itu sendiri. Bisa dikatakan ketika dirinya tanpa sengaja mengunjungi pertambangan batu bara bersama sang kakek. Di sana banyak sekali para pekerja dari Klan Iblis yang disiksa untuk bekerja tanpa henti, baik itu tua-muda dan anak-anak. Mungkin karena pengalaman inilah yang membuat Xuan Yi merasa sedikit janggal. Nyatanya Klan Manusia yang menginginkan Klan Iblis untuk musnah. Tanpa ada yang menduga, Xuan Yi mengangkat tangannya membuat perhatian para murid langsung tertuju pada pemuda itu, termasuk Guru Xuaming yang masih sibuk menjelaskan. “Shifu, kenapa kau mengatakan yang tidak masuk akal? Bukankah Klan Manusia yang menginginkan Klan Iblis musnah?” tanya Xuan Yi membuat beberapa pasang mata langsung mendelik tidak percaya. “Apa yang kamu katakana, Xuan Yi!” tanya Guru Xuaming setengah meninggi. “Apakah Klan Iblis menindas Klan Manusia? Di mana? Aku tidak melihatnya. Yang aku lihat bagaimana Klan Manusia menindas Klan Iblis, lalu memaksa mereka untuk menjadi tawanan dan melakukan kerja kasar. Bahkan membiarkan anak-anak dari Klan Iblis melakukan hal berat,” jawab Xuan Yi mencongkan tubuhnya menatap Guru Xuaming dengan serius. “Gu Xuan Yi!” sentak lelaki paruh baya itu kesal. Sayang sekali Xuan Yi tersenyum miring, dan kembali berkata, “Aku mohon kepadamu untuk mengajari kami sejarah, tapi pakailah ucapan yang meyakinkan kami dulu. Bisa tidak? Sebab, sedari tadi aku mendengar Shifu selalu saja memojokkan hal-hal yang tidak terlihat.” “Kamu! Kamu sangat berani, Xuan Yi. Cepat keluar dari sini!” bentak Guru Xuaming penuh emosi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD