“Aneh...” Seraphina bergumam bingung. “Sebelumnya tidak ada perjanjian seperti ini. Tapi kenapa sekarang harus menggunakan perjanjian dan tuntutan untuk mempertahankan anak magang di divisi kita?” Seraphina menyedu kopi hitam pekat kembali berbicara, “Aku bahkan bertanya pada divisi lain, dia tidak menggunakan perjanjian seperti itu katanya. Apakah karena divisi kita sering mendapatkan surat pengunduran diri?” Ansel yang duduk di depan meja kerjanya membuka laci meja dan menyimpan data diri Poni di sana lalu menutupnya kembali. Seraphina mendekatinya dan meletakkan cangkir kopi di meja Ansel. “Apakah karena ini kamu dipanggil Komisaris?” Ansel tidak menjawab. Ia hanya menyesap kopi buatan Seraphina. “Jadwalku hari ini.” “Kosong.” Ansel melirik Seraphina membuat wanita cantik itu mend

