“Kau yakin di sini? Bukan gedung di sana?” Menatap asisten pribadi di belakangnya, Al menunjuk gedung yang lebih tinggi di seberang. “Ya, Tuan. Memang di sini.” “Oh...” Al berseru aneh ketika menatap gedung apartemen lagi. “Ya sudah. Ayo masuk. Dia sudah tidak sabar bertemu denganku.” Asistennya menunduk sejenak sebelum membuntuti Al masuk ke lobi apartemen yang sederhana sekali. Setelah naik menggunakan lift, mereka berhenti di depan sebuah pintu. Al yang memegang botol sampanye terdiam kembali. Tatapan matanya terlihat aneh saat melihat nomor unit 117. Ia berdecak pelan kemudian bertanya lagi, “Kau yakin di nomor apartemen ini? Bukan apartemen di lantai atasnya lagi?” Lagi, asistennya menjawab hal yang sama. “Ya, Tuan. Memang di sini.” Setelah mendapatkan kepastian asistennya, Al s

