Ghost 14

1087 Words
"Day, lo tahu ngga gosipnya si Susan berhasil nge-date bareng PaYass!!" cerita Athaya pada Dayu saat keduanya sedang berada di kantin.   "Lo tuh nanya apa ngasih tahu?!" tanya Dayu datar tidak mau kegiatannya memakan bakso terganggu dengan berita yang menurutnya tidak penting.  "Nanyaaa ... "  "Oohhh ... hem, kagak! Ngapain juga gue musti tahu, ngga penting banget!" ujar Dayu sambil menyuapkan sendok berisi bakso yang dipesannya.   "Ya udah gue kasih tahu biar lo ngga ketinggalan berita!" serobot Athaya tak sabaran.   "Ogah!! Ngapain juga gue tahu yang gituan, ngga ngefek sama nilai kuliah gue."   "Elaaahh ... serba salah ngomong sama orang tua, perasaan dari minggu kemarin lo sensi banget sih tiap denger nama PaYass. Lo pernah ditolak ya?!" tuduh Athaya membuat Dayu makin melotot kepadanya.   "Enak aja lo ngomong, biar kata mukanya kayak idola gue, tapi gue ngga ngefans sama dia!" sewot Dayu tidak menyadari bahwa orang yang sedang dibicarakannya dengan Athaya sedang duduk dibelakang mereka.   Posisi mereka yang saling membelakangi membuat mereka tidak melihat masing-masingnya. Namun karena jarak yang cukup dekat, pembicaraan Dayu dan Athaya bisa terdengar oleh orang yang berada di meja sebelahnya . "Alaaahh ... muna lo, nih ya gue kasih tahu data statistik membuktikan 99% cewek-cewek di kampus kita ini pada naksir PaYass, dan gue yakin lo juga. Secara mukanya jiplakan Song Kang banget."  "Uhuukkk ... uhukk ... tuh ahh, gue jadi keselek lagi. Lo tuh pernah TK ngga sih, diajarin ngga kalo lagi makan jangan bersuara?! Uhuukk ... " Dayu terbatuk-batuk, dengan emosi yang tak terbendung pada sahabatnya itu.  "Yang bilang Pak Yassa dosen idola, fix tu orang ngga tahu wajah joker itu yang sebenarnya." Gerutu Dayu.   "Sori-sori ... habisan lo sih, ngga berdoa dulu kali lo tadi! Eh, lo ngomong apa barusan? Joker, joker apa maksudnya?" ujar Athaya keheranan.   "Sembarangan, gue tuh ngga pernah lupa berdoa mo ngapa-ngapain juga. Lagian lo ngarang banget pake data statistik segala, emang sudah dibuktikan secara ilmiah?!" ujar Dayu mencoba mengalihkan pembicaraan.  "Ya ngga, gue ngomong biar lo percaya aja."   "Emang napa sih, ngebet banget ngomongin Pak Yassa, kayak bakal dapet penghargaan aja dari dia " Dayu menghentikan suapannya, dan menjauhkan mangkuk berisi bakso yang tadi begitu semangat ingin disantapnya.  "Yey ... gue mah solider, lo kan ngefans sama Song Kang, sekarang kloningannya ada di sini masa lo anggurin. Nungguin yang asli mah keburu lo udah punya anak kali dia baru kemari. Lagian lo udah kelamaan jomblo, ntar kalo ditambah satu bulan lagi lo jomblo, bisa hilang tuh gairah lo sama kaum adam." Kikik Athaya yang dihadiahi jeplakan oleh Dayu.   "Auuwww ... sakit gilaa!!"   "Rasain!! Ngemeng sembarangan aja. Jadi lo nyuruh gue buat nembak Pak Yassa?" tanya Dayu yang diangguki Athaya.   "Sorry to say, tapi gue mendingan jomblo daripada  pacaran sama Pak Yassa." Lanjut Dayu dengan penuh keyakinan.   "Memangnya kenapa kalo pacaran sama saya?!" ujar suara di belakang Dayu dan Athaya yang langsung membuat mereka syok.   Sebenarnya sejak mendengar kedua mahasiswinya terang-terangan membicarakannya di depan yang lain, Yassa memutuskan untuk tidak menghiraukannya meski mahasiswa lain yang berada dalam satu meja dengannya tak berhenti menertawakan Dayu dan Athaya. Namun Yassa merasa tersentil saat Dayu mengatakan hal yang menyinggung harga dirinya sebagai lelaki.   Kantin yang berada di kampus mereka adalah kantin yang besar. Tempatnya yang nyaman tidak hanya menjadi favorit mahasiswa saja namun juga para dosen. Bila waktu istirahat atau bubaran kampus, setiap meja selalu terisi. Ada yang terisi hanya oleh geng mahasiswa, atau geng dosen, dan ada juga campuran keduanya yakni geng mahasiswa yang mengajak dosen makan bersama atau sekedar menikmati camilan.  "PaYass ... ?!" Dengan wajah syok Athaya berdiri dari tempat duduknya. Sedangkan Dayu tidak dapat mengeluarkan suaranya, karena bakso kecil yang akan ditelannya bulat-bulat masih tertahan di mulutnya.  Tapi Dayu tahu tanpa perlu penegasan, bahwa orang yang sedari tadi dihujatnya berada tepat di belakangnya.  Dan akhirnya bakso yang lembek serasa biji kedondong setelah dia mendapatkan fakta bahwa ucapannya tentang Yassa tak ada satupun yang bagus.  "Iya saya!!"   "Sssejak kapan Bapak di situ?!" sambung Dayu, setelah bakso yang ditelannya berhasil meluncur melewati tenggorokan.  "Sejak kalian belum duduk di situ saya sudah di sini. Kenapa, kamu keberatan saya duduk di sini, apa kamu mau mengusir saya lagi?"  Setiap orang beralih memandangi Dayu, membuat orang yang dipandang menjadi serba salah. Dan lebih dari itu, Dayu tidak ingin orang berpikiram macam-macam tentang dia dan Yassa.  "Kalau kalian sudah selesai, saya tunggu di ruangan saya." Tegas Yassa, sambil berlalu meninggalkan Dayu dan Athaya yang langsung merasa lemas.   "Tapi Pak!" ucapan Athaya tertahan karena Yassa melangkah dengan sangat cepat. Entah karena Yassa sengaja berjalan cepat, atau karena kaki panjangnya yang membuat langkahnya tidak bisa pelan.   Mahasiswa lain yang kebetulan mendengar pembicaraan Dayu dan Athaya yang duduk satu meja dengan Yassa, tertawa melihat Dayu dan Athaya yang syok.   "Heh kalian semua tahu ngga, di belakang ada Pak Yassa?" todong Athaya pada mahasiswa yang satu meja dengannya.   "Ngga ... ngga salah maksudnya." Jawab mereka yang langsung membuat Athaya naik pitam.   "Gila ya, tega banget kalian! Bukannya ngasih tahu malah menikmati, sialan ... "   "Eh, gue kira lo tahu Thay, secara Pak Yass tepat banget di belakang lo! Ya, ngga keliatan orangnya juga minimal baunya kecium ... "  sindir mereka.  "Kalau gue tahu, gue ngga bakal ngomongin dia, dodol! Dasar ya lo pada, senang banget lihat teman menderita."   "Dari dulu gue udah suka sama lo Yu, sekarang makin suka deh gue. Lo tuh cewek yang punya prinsip, ngga keblinger sama tampang kece dan penampilan  eksklusif kayak Pak Yassa." Ujar Reky, salah satu teman seangkatan Dayu.   "Lo kalo butuh temen ngdate Line gue ya Yu?! Gue mah ready anytime you want!! " tukas Beni yang disambut riuh oleh teman-temannya.  Dayu tidak memedulikan semuanya dan bergegas pergi diikuti oleh Athaya yang masih sempat melayangkan jari tengahnya pada gerombolan teman laki-lakinya yang tak berhenti menggoda Dayu.   "Day, wait!! Lo mau kemana?!" kejar Athaya berusaha mengimbangi langkahnya dengan Dayu.   "Lo ngga denger tadi orang itu bilang apa?! Ditunggu di ruangan!!" jawab Dayu sambil tetap berjalan dengan cepat.  "Orang itu?! Maksudnya Pak Yassa?! Duhh ... lo tu ya. Kalem aja kali Day, kita kan udah kelar, ngga ada kuliah lagi habis ini."   "Heuhh ... justru karena udah kelar, gue maunya langsung pulang." Tukas Dayu sambil menghentikan langkahnya.   "Trus kenapa tadi malah ngebakso dulu kita?!" sahut Athaya sambil menggaruk kepalanya.   "Sayang kalau ngga habis!"  tukas Dayu.  "Oohh, iya ya. Eh tapi tadi gue lihat punya lo ngga habis ... " sahut Athaya mencoba mengingat memori yang tertangkap netranya, meskipun dia sendiri ragu dengan yang dilihatnya.  "Udah hambar, selera gue jadi hilang." Dalih Dayu yang membuat Athaya kembali menggaruk kepalanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD