Tegar dan Alina

1391 Words

Setelah menyadari bahwa sesosok laki-laki berbaju batik dihadapanku adalah Tegar, pandanganku segera beralih pada seorang perempuan yang kini sedang terbaring di atas balai-balai bambu bersandarkan sebuah bantal kapuk berlapis kain perca. Perempuan itu tersenyum melihatku, sepasang mata cokelatnya menyambutku dengan hangat. Paras perempuan itu sungguh cantik dengan rambut yang ia biarkan tergerai ke salah satu bahunya, membuat rambut-rambut itu terlihat seperti akar yang menutupi d**a kanannya. "Mbak Aya ya?" "Ehm, Selamat Malam Kak Alina" Tegar mempersilakanku masuk, lalu Ia pergi meninggalkanku berdua bersama dengan Kak Alina yang kini mengambil posisi duduk bersandarkan bantal kain percanya. Aku duduk di kursi kayu yang ditinggalkan Tegar menghadap Kak Alina. Masih segar dalam ing

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD