Deva dan Deus

1341 Words

"Apa yang Kau lakukan pada Kakakku, Atmaja?" Aku menatap tajam pada sosok laki-laki di hadapanku, dalam sekejap Aku melupakan mayat Ibu Aji yang tergolek di atas lantai dan juga darah merahnya yang membasahi tanganku. Bayangan hitam di bawah kakiku tiba-tiba bergerak dan termaterialisasi dalam bentuk tubuh seorang anak perempuan kembaranku. "Oi, tenanglah Ajeng. Kalau Kau bertarung dengan Kakakku, Aku takkan bisa membelamu!" Tak kuacuhkan saran Candika dan memilih mengumpulkan aura penghancur yang barusan tanpa sengaja kugunakan untuk membunuh wanita tua yang terkapar tak berdaya itu. Aura itu berasal dari cupu yang tertanam di dalam dadaku. Diberkahi oleh kutukan dari Dewi Candika yang merupakan salah satu wujud Durga, seranganku dipastikan akan selalu memberikan kematian pada siapapun

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD