[ 01 ] Prolog

390 Words
Suara bel pintu berdenting. Seiring seorang konsumen memasuki Kafe Do-Ski, yang terletak di area kampus Universitas Putra Kebangsaan Indonesia (UPKI), Jakarta. Alunan suara musik terdengar dari sebuah televisi. Tergantung tepat di atas kepala seorang pelayan, yang berdiri di depan meja kasir.    Oni,  konsumen yang baru saja masuk, langsung berjalan ke arah kasir untuk memesan. Pelayan tersebut tersenyum kepada Oni, “Selamat datang, mau pesan apa, Mas?” tanyanya ramah. “Saya pesan latte macchiato-nya satu, original coffe dua, dan sandwich tuna tanpa mayonaise dua. Semua take away, ya,” jawab Oni segera. “Baik, pesanan diterima. Semuanya 83 ribu rupiah,” ucap sang pelayan setelah menekan tuts mesin kasir. Oni merogoh saku kemejanya, lalu menyerahkan uang dengan pecahan seratus ribu. Pelayan mengambil uangnya, memberikan kembalian, dan memintanya untuk menunggu.    Sambil menunggu, Oni duduk di meja terdekat. Matanya beralih menonton televisi yang tengah beralih acara ke program Berita Terkini. Musik tanda dimulainya acara pun terdengar keras seantero kafe. Oni semakin antusias menonton. Bertanya ia dalam hati, kira-kira apa berita utama hari ini? Kemudian terlihat olehnya seorang pembawa berita cantik, bersiap membacakan berita. “Selamat siang pemirsa, kembali lagi bersama saya Tania Amri, dalam Berita Terkini. Berita pertama. Sekali lagi, pendakian Gunung Semeru yang dilakukan oleh Mahasiswa Pencinta Alam, menelan korban. Rombongan mahasiswa tersebut, berasal dari Universitas Putra Kebangsaan Indonesia, Jakarta.” Oni pun terbelalak mendengar berita tersebut. Karena itu berarti, rombongan yang dimaksud Tania Amri, adalah teman-temannya satu organisasi. Ia pun semakin memfokuskan diri pada berita yang dibacakan selanjutnya. “Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, rombongan tersebut berjumlah delapan orang. Hingga berita ini diturunkan, tujuh dari mereka masih belum diketahui keadaannya. Tim SAR telah berupaya untuk mencari keberadaan mereka. Namun, karena sulitnya medan hingga saat ini, mereka belum mendapatkan hasil terbaik. Demikian berita pertama, kita beralih ke berita selanjutnya.”   Oni tidak menunggu berita selanjutnya dibacakan, ia segera meninggalkan kafe menuju sekretariat Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) UPKI. Pelayan yang telah membawakan pesanannya terkejut, melihat Oni yang pergi begitu saja.  “Mas! Mas! Ini pesanannya gimana?!” panggilnya mengingatkan. Oni sudah tidak peduli, ia berlari bagai terbang. Si pelayan, mengejar dirinya hingga pintu keluar. Sayangnya, sekeras apa pun ia berteriak Oni sudah terlalu jauh untuk mendengar.  = = = = = = = = = = = =
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD