"Loh, Papa kok udah pulang? Bukannya Mama bilang masih sekitar seminggu lagi?" Vitta berderap cepat, meskipun dia menyuarakan rasa herannya ketika melihat sang Ayah yang sedang duduk di ruang tengah bersama ibunya, namun dia tidak bisa menapik jika dirinya merasa senang karena ayahnya datang lebih awal. "Iya, kantor di sana udah lebih stabil, jadi Papa bisa pulang untuk sementara waktu." Kendra membuka sebelah tangannya, isyarat agar anak perempuannya itu datang padanya. Dengan senang hati, Vitta menjatuhkan tubuhnya ke sisi kiri ayahnya. Membuat Erlangga berada di tengah antara dirinya dan juga Metta. "Kamu pulang cepat, Sayang," ujar Kendra.Ia melihat arloji di tangannya yang masih menunjukan pukul sebelas siang. Vitta mengangguk, merangkulkan tangannya ke pinggang sang ayah. "Cuma

