Pindah Janin

1025 Words

    "Eh! Eh!" Aku berteriak berlari menghampiri perempuan malang itu. Ia jatuh tersungkur, meringis kesakitan karena lengannya terluka. Sedangkan si mertua jahat masih menatapnya tajam. Astaga, mengapa hidupku tak pernah lepas dari orang-orang bersifat jahat?       Bunda membantu Mbak Nisa bangkit. Luka lecetnya ternyata lumayan parah. Bunda pun membawa Mbak Nisa ke rumah untuk diobati. Giliran si mertua ini, haruskah diberi pelajaran lagi? Bibirku sudah tak sabar ingin mengumpat.       Aku menghela napas kasar, melipat kedua tangan di depan d**a. Menatapnya tajam juga, tapi dia seakan-akan menantangku. Ah, untung saja aku diberi kelebihan tidak rela direndahkan.       "Kenapa natap saya kayak gitu? Mau jadi jagoan kamu?" tanyanya setelah cukup lama saling menatap. Aku terkekeh, maju se

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD