Bab-10

1067 Words
Jangan tanya pagi ini Jesslyn kenapa. Yang jelas dia baru saja bertengkar dengan Christian dan ingin kabur dari rumah. Dia memilih pergi ke rumah Elina untuk mengungsikan diri dari pria itu. Bukannya apa semalam jantung Jesslyn hampir saja lepas dari tempatnya. Dimana hampir saja Hanna melihat Christian disekitar Jesslyn. Belum lagi sikap Christian yang seolah menunjukkan pada dunia jika Jesslyn adalah hidupnya. Dia tidak malu ketika banyak orang menatap mereka, disaat Christian terus mengecup bibir wanita ketika tak sengaja Jesslyn mengucap nama orang lain selain mereka. Bukannya apa ya namanya juga orang panik gimana sih, harus banget dihukum depan orang banyak. Yang ada Jesslyn malu setengah mampus dan ingin lompat dari lantai mall dsn menghilang. “Segitunya banget ya dia?” ucap Elina yang tidak percaya dengan ucapan Jesslyn. “Gila ya, gue sampai malu loh. Orang lain ngira gue bininya anjir. Padahal yang bener gue apa sih—” “Selingkuhannya.” Sahuta Elina cepat dan tertawa terbahak. “Dari dulu status Lo cuma itu Jes. Lo tau Hanna suka Tian dari sekolah, sayangnya Tian suka sama lo. Tapi lo Deket sama Tian dibelakang Hanna. Hubungan lo pada lebih dari seorang pacaran. Seolah lo sama Tian itu jodoh dari lahir.” Jesslyn memutar bola matanya malas, ogah banget ya jodoh sama Christian dari lahir. Perlu Elina ingat kalau hubungan itu terjalin sebelum Hanna datang. Christian yang mengaku jatuh cinta pertama kali pada Jesslyn, karena hanya wanita itu yang bisa mengerti dan memahami Christian. Sampai akhirnya Hanna datang, dan jika Christian benar-benar cinta dengan Jesslyn kenapa dia harus menerima Hanna? Dia kan bisa menolak atau apapun itu, kenapa juga harus diiyain sih. Pergi ke luar negeri berdua dengan alasan ingin kuliah bareng disana. Tapi apa yang terjadi? Pulang ke ibukota malah tunangan. Gimana gak sakit hati coba dengan hal itu, untung Jesslyn itu orang sabar. Dia hanya datang, menangis habis itu pergi. Setelah itu dia tidak melakukan hal apapun lagi. Dia kalah telak, kalah posisi meskipun perasaan Christian untuk dirinya. Secara dia bisa memiliki perasaan dan juga hati Christian, tapi tidak dengan raganya yang mungkin akan dipeluk dan juga disentuh oleh wanita lain. “Heh setan!! Tian juga hobby tuh nyentuh lo. Selama disini keknya gak pernah gue tau dia menyentuh wanita lain selain lo.” Jesslyn mendengus. “Itu lo pas lagi nggak tau aja. Kalau lo lupa gue ingetin Mbak El, gue pernah pulang jalan kaki dari restoran yang katanya diajak meeting. Taunya dia malah ketemu sama cewek ninggalin gue di lobby dan dia naik ke atas ke kamar. b******k gak tuh, gue pulang jalan kaki karena gak punya duit buat pulang. Untung aja gue gak dibunuh sama begal, coba kalau ada orang jahat hari ini lo belum tentu bisa ketemu gue, Mbak El.” “Nggak usah lebay deh. Padahal waktu itu lo bisa telepon gue atau Mbak Rhea buat jemput lo, Jes.” Dan nyatanya Jesslyn tidak kepikiran sama sekali. Kalau tidak salah waktu itu ponsel Jesslyn mati, dia pulang larut malam sampai rumah dengan keadaan kacau. Dia tidak bisa menghubungi siapapun. Sehingga besoknya membuat Jesslyn benar-benar marah sampai menampar Christian. Itu yang Jesslyn ingat. Entah siapa perempuan itu Jesslyn sama sekali tidak peduli dan tidak ingin tahu. Jadi jangan menyimpulkan jika setelah pulang Christian tidak pernah bersama dengan wanita lain. Salah besar!! Elina salah besar!!! *** Suara deru mobil membuat Jesslyn maupun Elina saling pandang. Keduanya bingung, siapa yang datang ke rumah ini tanpa diminta? Tidak mungkin jika itu Mbak Rhea yang datang tanpa harus memberitahu lebih dulu. Tapi ini— “Lo ngundang siapa?” tanya Elina heran, sambil meneriakkan cemilannya hingga habis. “Haa, gue? Gak ada deh, gue datang kesini aja pake taksi online. Ya kali gue ngundang orang lain. Gila apa gue.” jawab Jesslyn sewot. Elina mengangkat kedua alisnya menatap Jesslyn jengah. Dia bangkit dari duduknya dan menuju ke pintu masuk rumah ini. Betapa terkejutnya Elina ketika tahu siapa yang datang ke rumahnya dengan wajah sangarnya. Siapa lagi jika bukan Christian Abinaya Miller. Untuk apa dia kesini? “Tian … ngapain Lo kesini?” tanya Elina penasaran. “Mana Jesslyn, gue tau ya dia ada disini.” Elina mengerjapkan matanya berkali-kali, menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal sama sekali. Dia bingung kalau bilang jujur Jesslyn akan marah, tapi kalau bohong masalahnya dia berhadapan dengan keluarga Miller. Keluarga yang bisa melakukan apapun untuk menghancurkan seseorang. Karir Elina lagi bagus-bagusnya, jangan sampai hanya masalah persahabatan Elina menjadi sasarannya. “Ada sih, tapi dia– heh masih rumah orang jangan nyelonong aja dong.” Elina berteriak ketika melihat Christian yang tiba-tiba saja masuk tanpa permisi. Pria itu melihat satu persatu ruangan yang ada disini dengan teliti. Sampai bawah meja pun Christian liat. Apa iya Jesslyn semungil itu sampai harus ngumpet di bawah meja? Sampai akhirnya di depan kamar Elina, tanpa mengucapkan kata apapun, pria itu langsung masuk begitu saja disambut dengan Jesslyn yang sudah melepas bajunya. Mata Elina membelakak, sedangkan Christian hanya menampakkan wajah datarnya. Tubuh itu begitu indah tanpa balutan busana. Rambut pirang yang sangat kontras dengan kulitnya mampu membuat Christian menelan salivanya dengan kasar. Sumpah demi apapun jika saja ibu bukan rumah Elina sudah dipastikan Christian akan menerkam wanita itu, memberinya hukuman atau apapun itu tanpa ampun. Mau berteriak kayak apapun Christian tidak akan peduli. Yang jelas dia akan mengurung tubuh wanita itu di bawahnya, menciumnya tanpa henti, bahkan untuk bernafas saja mungkin Christian tidak akan memberi space. “Jes … ,” panggilan lirih itu hanya dibalas dengan deheman oleh Jesslyn tanpa menoleh sedikitpun. “Jesslyn.” Panggil Elina kembali, dan membuat wanita kesal. “Apa sih lo—aaaaaaa.” Jesslyn berteriak kencang ketika matanya tak sengaja menatap Christian di depan pintu. Bahkan wanita itu mencari sesuatu untuk menutupi tubuhnya. Sayangnya, Christian yang tak tahan pun mendorong tubuh Elina untuk keluar dari kamarnya. Mengunci kamar itu meninggalkan Christian dan juga Jesslyn berdua. Melangkah lebar mendekat ke arah wanita itu, Christian merampas kain yang menutup tubuhnya dan membuangnya asal. “Mau apa lo, Tian!!” teriak Jesslyn histeris. Christian tak menjawab, dia mendekat menarik pinggang wanita itu dan memeluknya. Detik berikutnya bibir mereka saling bertautan. Jesslyn menolak,dia mendorong tubuh Christian untuk menjauh. Tapi pelukan itu begitu erat, Christian tak membiarkan tautan bibir mereka lepas dari sama lain. Sampai Jesslyn mau tidak mau membalas pelukan itu dengan sesekali memukul tubuh Christian. “Sialan, gue nggak akan lepasin lo Jesslyn!!” ujar Christian penuh dengan penekanan setiap katanya. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD