14

1090 Words

"Maaf." Alisya terdiam saat mendengar kata itu terucap dari bibir Andra. Tak ada nada dingin, tajam, ataupun sinis. Terlihat sangat tulus. Namun, Alisya tak bisa percaya begitu saja. "Sya, maafkan aku karena sudah membentakmu kemarin. Jujur saja, aku sangat khawatir dan cemas saat ayah berkata kamu tak di rumah, sedangkan aku pun tak tahu kamu di mana." Andra berusaha menjelaskan, agar Alisya bisa memaafkannya. Dia sadar kalau kemarin malam dia keterlaluan sampai membentak Alisya, hingga mungkin membuat gadis itu sakit hati. "Tak perlu meminta maaf," balas Alisya pendek. Dia berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Andra, namun ternyata sulit. "Masih marah?" "Enggak." "Jawab jujur." "Enggak. Lepasin tanganku." "Jawab jujur." "Ish. Oke! Wahai Tuan Andra yang terhormat, aku sudah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD