BAB 7 Gadis Kecil Yang Menyusahkan.

1243 Words
Teriakan Kiana membuat Drake seketika panik setengah mati. Wanita itu tanpa sengaja kakinya terpeleset membuat ia terjatuh. Kiana menutup kedua matanya dengan pelan. Mungkin saat ia terjatuh beberapa tulangnya pasti patah. Membayangkan hal itu membuat ia gemetar. Drake yang mendengar teriakan Kiana langsung berdiri. “Sial.” Lelaki itu melebarkan sayapnya dan melompat untuk menangkap tubuh kurus Kiana yang terjatuh. Dengan lembut lelaki itu memeluk tubuh Kiana erat. Kini Drake berada di atas tubuh Kiana dan kedua tangannya memeluk tubuhnya erat. Kedua mata mereka sempat bertemu. Drake seketika terpana menatap wajah Kiana sangat mirip dengan wajah wanita yang sangat ia cintai. Jantungnya berdetak cukup kencang dan tanpa ia sadari tanah semakin dekat. “Apa yang kau lihat!” bentak Kiana membuat lamunan Drake buyar. Lelaki itu pun menyadari daratan semakin dekat dan dengan cepat ia mengubah posisinya dengan Drake di bawah dan Kiana di atas. Sebuah suara keras tercipta saat mereka berdua menghantam tanah dengan cukup keras membuat Drake mengeluarkan erakan kesakitan. Dengan cepat Kiana bangkit dan mendudukan dirinya di perut Drake. “Maafkan aku,” kata Kiana merasa bersalah. Drake tidak memperdulikan perkataan Kiana dan dengan kasar tangan besarnya mendorong tubuh Kiana menjauh dari tubuhnya. Lelaki itu mendudukan dirinya sambil menahan perih di punggungnya. Kedua sayapnya kembali menyusut di punggungnya. “Bisakah kau untuk tidak kasar padaku!” bentaknya. Tapi, Drake tidak memperdulikannya dan hanya memalingkan wajahnya. Kiana mengapalkan tangannya bersiap untuk memukul Drake tapi sebuah teriakan dari anak lelaki yang ingin ia tolong mengalihkan perhatiannya. Hanya sisa tiga langkah lagi kedua orang tua dari anak lelaki itu akan memangsa anaknya sendiri. Kiana mengedarkan pandangannya mencari sesuatu yang dapat dijadikan senjata untuk mengalahkan dua monster bertaring itu. Hingga kedua matanya tertuju pada dua buah balok kayu yang terlihat kokoh tak jauh dari tempatnya. Wanita itu dengan cepat berlari mengambil kayu tersebut dan melangkah mendekati dua monster yang menyudutkan anak lelaki. Dengan cepat Kiana memukul monster tersebut hingga kayu yang dipenganya terbelah dua. Vampire yang merupakan ibu dari anak lelaki itu tergeletak. Kiana kembali memukul vampire yang merupakan ayah dari anak lelaki tersebut dengan sisa balok kayu yang ia pegang hingga terbelah dua. Kiana tersenyum penuh kemenangan menatap kedua vampire itu tergeletak. Tapi, senyumnya pudar saat keduanya kembali bergerak. Kiana berjalan mundur saat kedua vampire itu bangkit dan berjalan kearahnya. Wanita itu merutuki kebodohannya. Ia mulai ketakutan dan seluruh tubuhnya gemetar. Kedua kakinya seketika melemas karena takut. Wanita itu teduduk dan berusahan meringsut mundur. “Tolong ... jangan sakiti aku ...” lirih Kiana ketakutan. Kedua vampire itu tetap melangkah menyerang Kiana. Wanita itu berusaha menghindar dengan menyeret tubuhnya mundur dan menghindar saat vampire itu menyerangnya. “Drake ...” Lirihnya meminta tolong. Drake hanya menatap Kiana tak ingin menolong. “Drake ... tolong ...” Lirih Kiana. “Apa yang kau katakan aku tidak dengar,” Kata Drake mengejek Kiana. Lelaki itu berpura-pura tidak mendengar. Lelaki itu hanya tersenyum menatap Kiana yang ketakutan. Dalam hatinya ia tidak tega melihat Kiana yang ketakutan hanya saja wajah ketakutan Kiana terlihat sangat lucu baginya. Kiana mematung saat punggungnya menyentuh sesuatu. Dengan wajah horor ketakutan wanita berbalik dan kedua matanya membulat saat menatap sebuah mayat di belakannya. Mayat itu mulai bergerak dan tak lama lagi akan menjadi monster bertaring sama halnya dengan kedua orang tua anak lelaki yang ingin ia tolong. Anak lelaki yang semula hanya duduk dengan tatapan kosong. Mengambil sebuah batu yang tak jauh dari tempatnya duduk. Dengan sekuat tenaga anak lelaki itu melempar batu kearah orang tuanya untuk mengalihkan perhatiannya. Tapi, vampire itu tidak memperdulikannya dan tetap melangkah kearah Kiana yang ketakutan. Anak lelaki itu kembali melempari vampire itu dengan batu. Awalnya kedua vampire itu terdiam. Tapi, tak lama kemudian vampire itu semakin marah dan kembali menyerang Kiana. Wanita itu berusaha menghindar tiap serangan dari dua vampire yang menyerangnya dan tak lama kemudian mayat yang ada di belakannya kini telah berubah menjadi vampire. Wanita itu semakin ketakutan ia dikepung oleh tiga vampire sekaligus. Ia juga tidak bisa lari. Cairan bening dan asing yang sejak tadi ia tahan kini telah jatuh dipelupuk matanya. Air matanya jatuh membanjiri wajahnya ia sangat ketakutan. Sekali lagi wanita itu menatap Drake dengan tatapan memohon dan dengan suara lirihnya Kiana berkata. “Drake ... tolong aku.” Tapi, lelaki itu hanya diam mematung. Kiana tersenyum kecut. Drake tidak mungkin menolongnya. Memangnya dia siapa? Dia hanyalah gadis lemah yang miskin. Wanita itu mengalihkan pandangannya dan menatap monster bertaring yang kini mengepungnya. Sekali lagi wanita itu tersenyum kecut. “Mungkin hanya sampai di sini akhir hidupku,” batinnya. Dengan pasrah wanita itu menutup kedua matanya dan air matanya masih mengalir di wajahnya. Dan pada saat itulah ... “Menyusahkan saja,” batin Drake dan seketika membantai ketiga vampire tersebut hanya dengan hitungan detik. Lelaki itu berdiri di hadapan Kiana. Ia ulurkan tangannya mengacak rambut wanita itu. Dengan pelan wanita membuka kedua matanya. Ia menghapus air matanya dan berusaha memperjelas pandangannya. Kedua mata mereka lagi-lagi bertemu dan dengan cepat ia singkirkan tangannya yang mengacak rambut wanita itu. Menatap wajah Drake yang berdiri di hadapannya membuat air matanya kembali mengalir bahkan lebih deras saat diserang oleh vampire. Mendengar tangisan Kiana membuat Drake panik. Lelaki itu berjongkok mensejajarkan tubuh mereka. “Maafkan aku. Aku mohon jangan menangis,” pekik Drake yang sangat panik menatap Kiana menangis histeris. “Ada apa? Apa kau terluka? Mana yang sakit?” tanya Drake panik. Kiana seketika terdiam menatap Drake walau air matanya masih mengalir. “Apa vampire itu melukaimu?” tanya Drake. Lelaki itu memeriksa tiap tubuh Kiana mulai dangan tangan, kaki dan lehernya. Lelaki itu takut jika vampire itu melukai Kiana. Kiana tersenyum lalu dengan cepat ia memeluk tubuh Drake dan lelaki itu pun membalas pelukannya. Dalam pelukan lelaki itu Kiana menagis histeris. “Aku kira ... kau tidak akan menolongku ...” lirih Kiana dengan air mata yang masih mengalir. Bahkan hidung Kiana pun berair saat ia menangis sesenggukan. “Aku ... kira aku akan mati.” “Aku sangat ... ketakutan ....” Dengan lembut Drake menepuk-nepuk punggung Kiana untuk menenangkannya. Lima menit berlalu Kiana dan Drake masih berpelukan. Kiana mulai tenang di pelukan Drake. “Terima kasih ...” lirih Kiana sebelum akhirnya kegelapan menghampirinya. "Dasar ... Gadis kecil yang menyusahkan," umpat Drake dalam hati. Drake mengangkat tubuh Kiana yang tidak sadarkan diri ala bidal style. Tak lama kemudian lelaki itu melebarkan sayapnya. Lelaki itu melangkah dan bersiap-siap untuk terbang. Tapi, ia urungkan niatnya saat ia menatap anak lelaki yang hanya duduk dengan air mata yang masih mengalir. “Kalau aku meninggalkan anak lelaki itu. Kiana akan murka padaku,” batin Drake. Drake mendekati anak lelaki itu. “Ikutlah bersamaku. Naiklah di punggungku.” Drake berjingkon di hadapan anak lelaki itu. Namun, anak lelaki itu hanya terdiam mematung membuat Drake kesal dan akhirnya membentak anak lelaki itu agar menurut padanya. Dengan takut-takut anak lelaki itu mendekat dan naik di punggung Drake. “Pengangan yang kuat.” masih dengan bentakan dan seketika anak lelaki itu melilitkan kedua tangannya di leher Drake dengan kuat membuat lelaki itu terbatuk-batuk. “Apa yang kau lakukan? Kau ingin membunuhku?” bentaknya. “Kau bilang pegang yang kuat jadi aku pegang yang kuat ...”kata anak lelaki itu pelan. Drake menghembuskan napasnya berat. “Pegang yang kuat tapi jangan mencekikku. Mengerti!” “I ... iya, maafkan aku ...” kata anak lelaki itu pelan. Mereka bertiga pun terbang meningalkan kota yang kini menjadi sarang vampire. Semua manusia yang hidup di sana sudah tidak dapat di tolong lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD