Kevin yang duduk di kursi kebesarannya sambil memijat pelipisnya, tentu saja diri masih tidak percaya bahwa mama dan papanya ternyata menikahkannya dengan wanita manja.
tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam ruangannya tentu saja membuat Kevin sedikit kaget karena pria itu tidak mengetuk pintu dulu sebelum masuk.
"Lo! bisa gak kalau masuk ketuk pintu dulu" ucap Kevin dengan seraya menatap tajam pria yang sudah berdiri di hadapannya.
"gue udah mengetuk pintu bahkan jari gue sampai keriting ini" jawab Ryan sambil menunjukan tangannya kehadapan Kevin. " lagian pengantin baru pagi- pagi sudah ngelamun aja" sambung Ryan sambil menarik kursi untuk dirinya duduk.
"jadi Lo kesini cuma mau mengejek gue doang" sahut Kevin dan segera memberikan tatapan tajam ke arah Ryan.
"siapa yang mengejek Lo sih,Vin" jawab Ryan.
"Lo ngapain kesini pagi- pagi" tanya Kevin yang langsung bertanya tentang kedatangan sahabatnya itu.
Ryan yang mendapat pertanyaan dari Kevin segera memajukan badannya ke arah Kevin tentunya dia sangat penasaran bagaimana malam pertama sahabatnya itu apalagi Ryan sangat tahu bahwa Kevin belum pernah bertemu dengan istrinya sebelumnya.
"bagaimana tadi malam" sahut Ryan dengan wajah penuh semangat.
Kevin membulatkan bola matanya mendengar itu tentunya Kevin tidak habis pikir bahwa Ryan akan datang hanya untuk bertanya hal seperti itu sedangkan Ryan yang penasaran terus melihat ke arah Kevin.
"apa Lo tidak punya pekerjaan? sampai harus menanyakan hal konyol seperti itu" jawab Kevin sambil menggelengkan kepalanya.
"ini justru pekerjaan penting gue Vin" sahut Ryan sambil tersenyum kepada Kevin.
"lebih baik Lo pergi, gue banyak kerjaan" Kevin segera mengurus Ryan dari sana tentunya kedatang Ryan justru membuat kepalanya makin pusing.
"ya gak asik Lo Vin, gue baru datang udah di usir aja" sahut Ryan sambil memasang wajah kecewa.
Kevin yang sudah sibuk dengan laptopnya tidak mempedulikan perkataan Ryan sedangkan Ryan yang kesal akhirnya memutuskan menunggu sahabatnya itu sambil memainkan ponselnya.
cukup lama Kevin akhirnya menyelesaikan pekerjaannya namun dia tidak percaya bahwa Ryan masih berada di sana sambil memainkan ponselnya tentu saja membuat Kevin menatap tidak percaya apa sahabatnya itu tidak punya pekerjaan lain selain mengganggu dirinya.
"sampai kapan Lo disini?" tanya Kevin sambil menatap ke arah Ryan.
"gue akan disini sampai dapat jawaban soal pertanyaan gue" jawab Ryan yang masih sibuk menatap layar ponselnya.
dia langsung menghela napas tentunya dirinya sangat mengenal Ryan dengan baik hingga dia sangat tau jika sahabatnya itu penasaran dengan sesuatu hal akan terus mencari taunya sampai dia mendapatkan jawabannya.
"sudah lebih baik Lo balik sana" ucap Kevin yang berharap Ryan kali ini akan mendengarkan perkataannya.
"ya udah gue balik, tapi Lo jawab dulu pertanyaan gue tadi" sahut Ryan sambil memasuk ponselnya kedalam kantong celana.
"gak terjadi apa- apa" Kevin segera menjawab rasa penasaran Ryan. " Lo udah dapat jawabnya sekarang Lo balik" sambung Kevin sambil memasang senyum yang terpaksa.
"yakin Lo!" ucap Ryan sambil menelisik wajah sahabatnya itu.
Kevin mengagukan kepalanya.
Ryan menatap tidak percaya bagaimana bisa Kevin tidak mempunyai hal istimewa di malam pernikahannya seketika membuat rasa penasaran Ryan hilang namun dia bertanya-tanya mengapa Kevin yang baru menikah sudah mulai sibuk di kantornya.
Risa yang sudah masuk kampus bisa tersenyum bahagia bagaimana tidak akhirnya Kevin masih mengijinkannya untuk kuliah tapi yang membuat Risa bingung dengan syarat yang Kevin berikan membuatnya pusing.
"Risa" seseorang dari kejauhan melambaikan tangannya ke arah Risa dan segera berlari menghampiri sahabat yang beberapa hari ini rindukan. " Lo kemana aja?" sambung Rani setelah sampai di dekat Risa.
"gue nikah" jawab singkat Risa.
"hahaha becanda Lo" Yuki terkekeh geli mendengar perkataan Risa tentu dia tidak percaya dengan perkataan yang di ucapkan sahabatnya.
Risa memutar bola matanya karena dia sangat tahu bahwa Yuki tidak percaya dengan apa yang dia ucapkan, Yuki yang masih terkekeh geli terus memegangi perutnya yang terasa sakit.
"memangnya lucu" tanya Risa.
"lucu lah! Lo pikir gue percaya gitu" sahut Yuki sambil menghentikan tawanya.
Risa yang kesal karena Yuki menertawakannya segera melangkah meninggalkan Yuki sedangkan Yuki yang sadar Risa sudah menjauh darinya bergegas menyusulnya.
Risa yang masih memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa memasak akhirnya memutuskan untuk minta di ajari ibunya mengingat ibunya sangat pintar dalam memasak.
"ibu" teriak Risa sambil melangkah masuk kedalam rumah sambil mencari sosok ibunya.
"ada apa? kamu itu sudah bersuami tapi masih saja suka berteriak- teriak seperti itu" jawab ibunya yang keluar dari dalam menghampiri Risa.
"hehe maaf Bu" sahut r
Ibu Tia segera menggelengkan kepalanya melihat tingkah putrinya yang tidak berubah sama sekali, tetapi dia merasa heran karena tiba- tiba putrinya datang seorang diri membuatnya cemas apalagi mengingat putrinya menikah dengan pria yang tidak pernah dia kenal sebelumnya.
"kamu kesini sama siapa? mana suami kamu!" tanya ibu Ita sambil menengok ke arah belakang Risa.
"aku kesini sendiri, gak tau mungkin masih Dikantor" sahut Risa yang seolah tidak peduli dengan suaminya.
"kamu kenapa ngomong begitu, gak baik tahu" Ibu Ita segera menegur Risa yang asal bicara saja.
"lagian ibu, udah tahu aku datang sendiri pake nanya kaya gitu" Risa segera mengerucutkan bibirnya saat mendapat teguran dari ibunya.
"malu masa udah punya suami masih suka ngambek begitu" Bu Ita yang melihat Risa marah segera mengingatkan bahwa sekarang Risa sudah bersuami dan tidak sepatutnya masih bersikap seperti itu.
Risa yang sedikit kesal akhirnya memutuskan untuk ke kamar yang dulu dia tempati sebelum menikah tanpa berbicara apapun lagi kepada ibunya, Ibu Ita yang melihat kepergian Risa hanya menghela napas melihat tingkah anaknya itu tanpa berpikir lagi Bu Ita segera berjalan menuju dapur.
Risa yang sudah berada di dalam kamar segera menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur yang dia rindukan selama ini, entah mengapa Risa tiba-tiba teringat dengan Adit mantan kekasihnya.
"kamu dimana dit? kenapa kamu pergi gitu aja" gumam Risa sambil menatap langit kamarnya.
sebenarnya Risa tidak bisa membohongi dirinya bahwa dia masih menyimpan perasan untuk Adit apalagi Adit adalah cinta pertamanya, namun kepergian Adit yang pergi begitu saja membuat Risa sakit hati karena merasa di campakkan olehnya.
Risa yang tertidur terbangun seketika dia teringat tujuannya datang kesini hingga membuat Risa buru-buru bangun dan segera berlari menuju ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya.
"aduh kenapa bisa ketiduran" gerutu Risa sambil berjalan keluar kamarnya dan segera menuruni tangga dengan terburu- buru menuju lantai bawah.