Pernikahan pura-pura

1266 Words

Amara menatap punggung Pram yang tidak bergerak dari posisinya. Setengah jam sudah laki-laki itu menunduk, melingkari wajahnya dengan lengan. Padahal hujan sudah berhenti dan langit hanya menyisakan satu dua gerimis kecil. Sebenarnya beberapa saat lalu pemilik kos menghubungi dan mengutarakan kekecewaan karena mereka gagal datang. Padahal katanya ada banyak calon penyewa lain yang mengantri. Tentu saja, pembicaraa itu ditutup tanpa keramahan. Namun karena suasana hati Pram juga sedang buruk, Amara tidak berani bicara apapun. Suara bentakan yang sempat diteriakkan Pram sudah cukup membuat Amara bungkam. "Maaf, aku tidak bermaksud buruk tadi. Aku hanya sedang emosi."Akhirnya Pram mengangkat wajahnya lalu menatap sekitar. Amara sadar, mata pria itu sedikit bengkak dan memerah, mungkin bek

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD