----
Part 17
Amara memesan dua mangkuk sekaligus. Satu untuknya dan satu lagi untuk Anjas. Ia tidak mau membuang waktu karena harus mencari puluhan buku referensi. Hari ini pun cukup panas dab penat, jadi lebih baik untuk menghemat waktu.
Tak berapa lama kemudian, yang ditunggu datang. Pria dengan kemeja abu-abunya itu nampak sumringah saat melihat Amara dari kejauhan.
"Ini punyaku?" tanya Anjas langsung menghampiri meja Amara setelah meletakkan tasnya yang cukup berat.
"Tanpa bihun kan?" tebak Amara menyodorkan mangkuk di depannya pada Anjas. Seketika wangi kuah bakso menyerbu hidungnya. Hilang sudah kepenatannya tadi, berganti rasa lapar di perut.
"Wah, masih ingat juga kamu dengan seleraku," ucapnya terkejut. Setelah lama tidak bertemu, ia pikir Amara akan melupakan hal seremeh it
