Jingga berdiri menatap lama pintu yang terkunci setelah beberapa kali mengetuk tidak ada sahutan. Dia megintip dari balik tirai jendela yang sedikit tersingkap untuk memastikan sang penghuni benar-benar tidak ada di rumah. Memilih melangkah kembali menghampiri mobil suaminya yang terpakir di tepi jalan gadis itu meninggalkan teras rumah. Beruntung Rey tidak pergi meninggalkannya. “Mereka nggak di rumah,” ucapnya pada sang suami. “Nggak coba telp aja?” “Iya deh.” Jingga mengambil ponsel dalam tas mencoba menghubungi sang ayah. “Halo, Nak.” Rendi menyapa di seberang. “Ayah dan ibu di mana? Aku ke rumah tapi pintunya dikunci.” “Oh, Ayah sedang berkunjung ke rumah teman, Nak. Kamu bisa kesini nggak? Ada yang ingin Ayah sampaikan.” Gadis itu melirik suaminya meminta pendapat karena pang