Muslihat Sandra

1503 Words
Matahari sudah menampakkan sinarnya, Rafa yang terbangun lebih dulu sempat terdiam sebentar saat ada seorang wanita yang sedang tertidur pulas di pelukannya. Pria itu mencoba mengingat kembali kejadian semalam yang mengakibatkan dirinya berakhir dengan seorang wanita asing di atas ranjang. Pria itu masih tampak berusaha keras untuk mengingat kejadian semalam. Namun, yang ada dalam ingatannya saat dirinya datang ke sebuah club malam dan banyak menenggak minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi. Dengan perlahan pria tampan bertubuh atletis itu lalu beranjak dari ranjang dengan perlahan agar tidak membangunkan wanita yang sedang terlelap di sampingnya. Dia akan membersihkan tubuhnya yang terasa lengket akibat kegiatan panasnya semalam. Saat di dalam kamar mandi, pria tampan itu kembali mencoba mengingat kejadian semalam di bawah guyuran air yang keluar dari shower. Siapa tahu dengan bantuan air dapat membuat otaknya bisa mengingat kejadian semalam. Namun, dirinya sudah mencoba dengan sekeras apa pun, tetap saja pria tampan itu tidak bisa mengingatnya. Tak sampai tiga puluh menit, pria tampan bermata tajam itu sudah terlihat keluar dari dalam kamar mandi. Dengan wajah serta tubuhnya terlihat jauh lebih segar. Kemudian pria itu sedang mengambil baju ganti di ruangan khusus untuk menyimpan semua pakaiannya. Setelah dia mengenakan pakaian, pria itu lantas segera beranjak menuju dapur. Rafa ingin menyiapkan makanan untuk dirinya dan untuk wanita asing yang tidak dia ketahui namanya itu. Setelah selesai, kemudian Rafa menata nasi goreng buatannya dan roti panggang di atas meja makan. Tak membutuhkan waktu lama, tampak seorang wanita asing keluar dari dalam kamarnya dengan wajah yang sudah terlihat lebih segar. “Makanlah dulu, aku sudah memasak makanan untuk kita,” ajak Rafa sambil menarik kursi untuk dia duduki. “Terima kasih,” jawab Sandra sambil menundukkan wajahnya. Dengan perlahan wanita itu menarik kursi yang letaknya bersebarangan dengan Rafa. Rafa tampak terus mengamati sikap dari wanita yang sampai detik ini tidak dia ketahui namanya. Sambil mengunyah potongan roti panggangnya, pria tampan berhidung mncung itu terus menatap tajam ke arah wanita yang tengah duduk di hadapannya. Sandra kemudian meraih roti panggang yang terletak di atas meja tepatnya di sebelah nasi goreng. “Aku tidak tahu kamu biasa sarapan dengan apa, jadi aku menyiapkan roti dan nasi goreng,” ucap Rafa memecah keheningan. Sandra yang mendengar ucapan Rafa, kemudian mengangkat wajahnya yang dari tadi tampak terlihat menunduk. Mata wanita itu menatap mata Rafa yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam. Rafa yang terus menatapnya tampak cukup terkejut saat melihat mata wanita yang sedang duduk di hadapannya itu sudah tergenang oleh air mata. Mungkin saja sebentar lagi air mata itu akan luruh dengan sendirinya. Tak mau menerka-nerka, pria tampan itu langsung beranjak dari duduknya dan berpindah duduk di samping wanita asing itu. Sambil meraih tubuh Sandra ke dalam dekapannya, pria itu mencoba menenangkan dengan mengelus punggung Sandra dengan perlahan. Sebagai seorang lelaki yang sudah sering melakukan kegiatan ranjang, membuat Rafa segera menyadari kesalahannya. “Sstt ,,, tenanglah, aku akan bertanggung jawab dengan apa yang sudah aku lakukan sama kamu,” ucap Rafa mencoba menenangkan wanita asing yang sudah mulai terisak itu. “Kenapa kamu tega memaksaku yang hanya ingin menolongmu, hiks … hiks …?” tanya Sandra dengan terisak-isak. “Maafkan aku, aku tidak sadar melakukannya. Sungguh aku tidak ingat apa-apa,” jawab Rafa dengan raut wajah yang tampak sedikit panik. Sandra yang mendengar penuturan Rafa seketika matanya membulat dengan sempurna. Wania itu tidak menyangka jika lelaki yang tengah mendekapnya itu akan tega mengatakan itu. “Jadi kamu mau pergi setelah memaksaku dengan kasar semalam?” tanya Sandra sambil membulatkan matanya, lalu kemudian tangisannya seolah-olah semakin terdengar sedikit lebih keras dari sebelumnya. Rafa yang mendapatkan pertanyaan yang tidak pernah ia duga sebelumnya tampak tercengang. Lelaki pemilik hidung mancung itu masih mencerna pertanyaan wanita yang ada di hadapannya. “Siapa yang akan mau menikah dengan wanita yang sekarang sudah kotor ini, hiks … hiks …?” tanya Sandra pada dirinya sendiri yang seolah-olah takut ditinggalkan oleh orang yang sudah menodainya. Padahal dialah yang membuat Rafa menjadi beringas di atas ranjang semalaman. Licik adalah kata yang pantas untuk si wanita. Bodoh adalah kata yang tepat untuk si lelaki. Mungkin memang Tuhan menciptakan dua orang yang terlihat serasi saat ini. Yang satunya licik dan satunya lagi bodoh. Baguslah, mereka akan hidup untuk saling melengkapi. Sejak kejadian itu, Rafa bertekad tidak akan meninggalkan Sandra. Wanita itu dengan setia selalu mendampinginya. Semakin hari, hubungan mereka semakin dekat dan bahkan bisa dikatakan seperti layaknya orang yang sudah menikah. Tak terasa mobil yang dia kendarai sudah memasuki parkiran sebuah café. Tempat di mana dirinya akan bertemu dengan sahabatnya sekaligus Manager keuangan di kantornya. Setelah memarkirkan mobilnya, pria tampan itu bergegas keluar dari mobil dan langsung memasuki café. Setibanya di dalam, Rafa tampak melihat ke sekeliling untuk mencari sosok yang ingin dia temui. Ketika matanya menangkap seseorang yang sedang melambaikan tangan ke arahnya, lalu dirinya segera menghampiri meja yang sudah ditempati oleh Bara. “Sorry, gue telat dikit.” ucap Rafa sambil mendudukkan dirinya. “Gue juga baru nyampai,” jawab Bara dengan tersenyum. Mereka berdua kemudian berbincang cukup lama setelah pelayan mengantarkan pesanan mereka. Tampak sesekali kedua pria tampan itu berbincang dengan raut wajah yang tampak serius sambil menyeruput kopi dengan perlahan. Setelah pembicaraan serius selesai, mereka melanjutkan obrolan tentang hal-hal yang tidak penting. Sampai Rafa terkejut dan merasa bingung saat sahabat baiknya itu menanyakan sesuatu. “Bagaimana kabar Bella? Kapan nih, gue punya ponakan, Bro?” tanya Bara sambil menepuk pundak Rafa. ‘Hah … ponakan apanya, menyentuhnya saja tidak sudi. Apalagi aku harus punya anak dengan wanita ambisius itu,’ batin Rafa. Bara yang melihat sahabat yang sekaligus juga atasannya tampak termenung, membuat lelaki itu pun tampak memicingkan matanya. Ia hanya bisa menebak jika sedang terjadi di dalam rumah tangga sang sahabat. “Maksud lo apa, nanya gitu? Lo nggak tahu tujuan gue nikahin wanita itu?” tanya Rafa balik. Bara yang mendengar pertanyaan dari sahabat baiknya tampak langsung tercengang. Lelaki pemilik mata teduh itu seketika mengerutkan kedua alisnya. Bahkan, yang terlihat kebingungan juga terlihat dengan jelas. Bara benar-benar bingung mencerna ucapan Rafa. “Maksud lo apa, emangnya lo sama Bella kenapa?” tanya Bara balik Ia bukannya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sang sahabat, malah balik bertanya karena otaknya memang bingung mencerna ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Rafa. Bahkan, Bara juga memberikan tatapan tajamnya yang seakan sedang menuntut sebuah penjelasan. “Gue nikahin dia, karena perjanjian bisnis dengan Papanya. Dia bersedia menjadi investor tunggal di Perusahaan gue asalkan gue mau nikahin anak gadisnya. Dia sepertinya sengaja memanfaatkan situasi sulit gue saat itu, karena dia pasti tau kalau gue nggak akan bisa menolaknya. Lo kan tahu, kalau gue paling nggak suka ditindas,” ucap Rafa dengan santainya. Bara yang masih bingung untuk mencerna ucapan dari sahabat baiknya, masih terlihat menunggu kelanjutan dari penjelasan Rafa. Pria pemilik tatapan mata teduh itu tampak masih terlihat kebingungan dengan apa yang baru saja ia dengar. “Gue langsung terima aja tawarannya, di samping memang gue butuh bantuannya, gue juga akan buat hidup putrinya seperti di neraka. Gue yakin semua pasti permintaan dari wanita itu, lo tau sendiri kan, seperti apa Danu Ishak memanjakan keluarganya. Sialnya wanita licik itu malah berusaha membunuh Mama gue untuk balas dendam dengan perlakuan gue padanya selamanya ini,” ujar Rafa dengan panjang lebar. Rafa benar-benar benci dengan Bella. Menurutnya, Bella adalah wanita licik yang memanfaatkan harta dan kekuasaan orang tuanya demi mewujudkan keinginannya. Pria kejam itu sudah bertekad akan membuat wanita yang saat ini berstatus sebagai istri sahnya menyesali keputusannya karena mau menikah dengannya. Bara yang mendengarkan penuturan dari sahabat baiknya itu terlihat sangat terkejut. Pria tampan itu tampak melebarkan matanya karena tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. “Maksud lo, Bella wanita licik yang menghalalkan segala cara dan dia juga sudah berusaha membunuh Mama lo, begitu? Gimana bisa kamu menyimpulkannya seperti itu, karena yang gue tahu keluarga Ishak adalah keluarga baik-baik. Mereka tidak pernah terlibat skandal apa pun selama ini. Bagaimana bisa putrinya berpikiran picik seperti itu?” tanya Bara yang masih sulit menerima penjelasan dari sahabatnya. Rafa yang melihat lelaki yang sudah menjadi sahabatnya sejak dari bangku kuliah, tampak langsung mengerutkan dahinya. Menurutnya, Bara adalah orang kedua setelah mamanya yang tidak mempercayai ucapannya. Bahkan, keduanya juga dengan yakin bilang jika wanita yang saat ini menjadi istrinya merupakan wanita baik-baik. “Lo pasti keliru, jangan sampai lo sakiti Bella, Fa. Atau lo nanti akan menyesal. Gue nggak nyangka punya sahabat yang tega nyakitin perempuan, mana itu istri sendiri pula,” ucap Bara. Laki-laki itu tampak tidak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya. Yang dia tahu, keluarga Ishak bukanlah keluarga sembarangan. Bahkan, seluruh masyarakat juga tahu jika keluarga konglomerat tersebut merupakan keluarga baik-baik. Namun, entah kenapa Rafa malah bilang yang sebaliknya. Sungguh, jalan pemikiran sahabatnya tidak bisa ia cerna. Ketika mengatakan apa yang ada di dalam pemikirannya, di mata Bara tampak ada kilatan emosi. Pria itu masih belum bisa percaya begitu saja. Tiba-tiba terbersit pertanyaan terbesar di dalam benak pria itu. Bagaimana bisa Rafa dengan mudahnya menyimpulkan suatu hal sepenting itu? Dari mana sahabatnya bisa mendapatkan pemikiran yang sepertinya sangat tidak mungkin dilakukan oleh Bella?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD