Bagian 60

1807 Words

Pricilla tengah berjalan di tepi trotoar. Sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku blezer blaster yang ia kenakan, sesekali gadis itu pun mengembuskan napas diiringi dengan kakinya yang ia tendangkan ke aspal yang kosong. Rasa kesal rupanya masih betah menggandrungi. Mengingat ia baru saja diperlakukan seenaknya lagi oleh si pria dingin berego tinggi, maka wajar saja jika saat ini Pricilla merasa keki. "Aku tidak habis pikir, kenapa Tuhan menciptakan manusia sejenis pria menyebalkan tersebut. Terkadang dia hangat bahkan panas, tapi kemudian kebekuannya menjadi lagi. Seolah aku ini hanyalah sebuah boneka yang bisa ia mainkan sesuka hatinya. Seakan aku ini tidak pantas untuk dia hargai apalagi dia hormati. Demi Tuhan, seandainya saja aku sudah bisa hidup di atas kakiku sendiri, maka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD