Kini, jemari Rida tengah berkutat dengan laptopnya. Sesekali, tangan mungilnya membolak-balikkan buku referensi yang ia letakkan di pangkuannya.
Dari ponsel pintarnya, Ferdhy terus mengawasi Rida yang terlihat sangat serius itu. Ia sama sekali tidak berniat mematikan sambungan video call nya.
"Kerjain yang bener! Jangan sampai salah!" ujar Ferdhy terdengar cerewet di telinga Rida.
"Bisa diam, nggak! Aku lagi konsen, nggak usah ganggu!" ketus Rida dengan wajah kantuknya. Tak jarang, ia menguap. Entah sudah jam berapa ini? Mengapa jam segini dirinya sudah mengantuk?
Rida melirik jam yang terpasang di atas dinding. Matanya yang menahan kantuk, berusaha untuk tetap terbuka. Matanya membulat, ketika melihat angka yang ditunjuk oleh jarum yang pendek. Sudah pukul sebelas malam, pantas saja
