Satu

1186 Words
Sore itu, dengan ditemani tawa serta gurau diantara keduanya, Raihanun dan Prasetya sedang memilah milih sekiranya barang mana saja yang nanti akan mereka bawa untuk pindah. Ya, pasangan muda itu akan segera pindah dari rumah kontrakan yang sedang mereka tempati saat ini. Dan alasan kepindahannya bukanlah karena diusir oleh sang pemilik rumah loh, tetapi karena mereka harus pindah keluar kota. "Mas, nggak semua barang kita bawakan?" Tanya Rai pada suaminya. "Iya nggak usah dibawa semua dulu. Terutama bufet besar yang ada diruang depan." Pras menjawab pertanyaan istrinya itu. "Nanti barang yang kita tinggal, kita titip dulu di gudang rumah ibu." Pras melanjutkan. "Sayang nggak si mas kalau kita simpen di gudang? Takutnya malah rusak. Kaya bufet itu, Lumayan harganya." Rai kembali bertanya sambil menunjuk bufet kayu yang dia beli belum lama ini. "Nggak selamanya kok. Kita liat dulu, bakal betah atau nggak di rumah yang baru. Kalau rumahnya bikin kita betah, baru kita bawa barang-barang yang ditinggal." Sahut Pras. Mas Pras, begitu biasa orang memanggilnya. Dan istrinya Mbak Rai. Pasangan muda itu akan pindah ke salah satu kota yang ada di pulau sumatra dalam hitungan hari. Alasan kepindahan mereka adalah karena Mas Pras lolos dalam seleksi CPNS yang telah dia ikuti, dan harus berdinas di kantor wilayah daerah setempat. "Kemaren gimana mas acara perpisahan sama temen-temen dikantor lama? Tanya Rai pada Pras. "Alhamdulillah pada dateng juga pada support. Pada do'ain mudah-mudahan pas pulang ke Bogor udah bawa buntut." Ucap Pras dengan lirikan mata yang penuh arti. "Ish, apa sih? Ya udah kalau gitu kita buat sekarang aja." Canda Rai, sambil menarik tangan Pras. "Hahahah... Ya udah ah, beresin ini dulu nggak beres-beres nanti. Udah beres Baru kita lanjut tempur, hihihi.!" Ucap Pras sambil terkekeh menanggapi candaan Rai. Bulan lalu adalah tepat satu tahun usia pernikahan keduanya. Tapi sampai saat ini mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Sebelum mengikuti seleksi tes CPNS dan akhirnya dinyatakan lolos, selama 3 tahun kebelakang Pras berkantor disalah satu perusahaan telekomunikasi yang berada di ibukota. Sedangkan Raihayu, memiliki kegiatan sebagai seorang pengajar berstatus kontrak disalah satu sekolah swasta di kota Bogor. Karena harus mengikuti kemana pun suaminya pergi, akhirnya Rai memutuskan untuk berhenti dari sekolah tempat ia mengajar saat ini. Pras dan Rai adalah pasangan yang sangat menyenangkan, mereka selalu mudah masuk kedalam lingkungan baru. Selain karena dasarnya mereka adalah orang yang humble tapi juga karena orang yang sangat terbuka. "Berarti semua sudah siap ya Mas?" Tanya Rai, pada suami tercintanya itu. "Alhamdulillah, siap. Tinggal cuss!" Sahut laki-laki berkulit sawo matang itu. "Berarti nanti barang-barang sampai-nya satu hari sebelum kita? Trus kita nggak langsung bermalam dirumah itu kan? Hotel yah Mas sekalian honeymoon!" Pinta Rai dengan manja pada suaminya. "Ih, sudah banyak tanyanya, banyak pula maunya." Celetuk suaminya mengejek. Rai sedikit memonyongkan bibir tipisnya setelah mendengar ejekan suaminya itu "Terus kunci rumahnya gimana mas, ada di Siapa?" Tanya Rei kembali tak menghiraukan ejekan suaminya. "Kunci rumah masih sama yang punya. Kebetulan rumah tempat dia tinggal berdekatan dengan rumah yang akan kita sewa. Jadi nanti pas barang kita sampai, bapaknya yang mau nyambut, hihihi!" Kembali Pras mengeluarkan celetukan garingnya. "Ih, nggak lucu." Ucap Rai. " Ya udah yuk, udah selesaikan? Ayo lanjut urusan kita yang lain! Tadi katanya ngajak tempur?" Ucap Pras kembali menggoda istrinya. "hihihi...!! Apaan sih? Masih sore bung." Sahut Rai tertawa geli sambil menepuk pundak laki-laki didepannya itu. "Nggak apa-apa masih sore juga, udahnya jadi sekalian mandi." Tak bercanda rupanya, Pras pun mengangkat tubuh kecil Rai dengan kedua tangan dan membawanya kedalam kamar. "Hahaha...Mas Praaasssssssss.!!!" Teriak Rai sambil tertawa geli. Alhasil kegiatan berkemas-kemas barang di sore hari itu pun berubah menjadi adegan panas penuh sensor sepasang suami istri itu. *** "Enakkan? jadi punya alasan buat mandi sore." Ucap Pras sekenanya pada istrinya itu. "Alasan endasmu! Aku udah mandi loh mas tadi sebelum ashar, ini mau maghrib jadi mandi lagi!" Ucap Rai, dengan bibir yang maju beberapa senti ke depan. "Cuma kamu doang loh ini, sama suami ganteng berani ngomong gitu" ucap Pras sambil mengacak-acak rambut Rai. "Hahahahahah.." dibarengi dengan tawa puasnya. "Mas prassss! Teriak Rai, sambil merapihkan kembali rambut yang berantakan. "Hahaha..udah sih bagus malah mandi sering-sering, biar daki-nya pada rontok." Sekali lagi goda Pras kepada istrinya. "Ish, ngeselin." Ucap Rai menggerutu. Mendengar istrinya terus menggerutu, Pras pun memeluk Rai dari belakang dan mendaratkan bertubi-tubi ciuman pada pipi istrinya itu. Berharapa istrinya yang merajuk itu memaafkannya. "Dasar, paling bisa deh." Ucap Rai, dengan senyum malu-malunya. "Sudah. ayo, lanjut lagi beres-beresnya! Tinggal satu koper baju lagi sama satu dus berisi buku-buku aku itu." Ucap Rai pada laki-laki yang masih memeluknya. "Siap bos!" Jawab Pras, dengan tangan tegak dikening dan membusungkan dadanya. *** Pagi itu Rai sedang sibuk di dapur dengan kegiatannya membuat sarapan. Karena hampir semua barang-barang sudah rapih dikemas, jadi Rai pun membuat sarapan ala kadarnya sesuai dengan barang yang ada saja. Setelah siap, perempuan berlesung pipi itu menemui suaminya untuk mengajaknya sarapan. Tiba-tiba saja rasa keingintahuan Rai yang begitu besar pun timbul. Saat melihat Pras sedang menerima panggilan telepon, sedangkan raut wajah suaminya itu terlihat sangat panik. "Ya sudah pak, mau bagaimana lagi kalau keadaanya seperti itu. Tetapi lain kali jangan seperti ini ya pak! Biar saja saya yang mengalami, tapi jangan sampai orang lain juga mengalami." Ucap Pras kepada orang di seberang panggilan telepon. "Iya pak. Waallaikumsalam." Pras menutup panggilan teleponnya. Rai jalan mendekat menghampiri suaminya itu, "Kenapa kok mukanya serem amat mas?" Goda Rai pada suaminya saat melihat muka Pras yang pucat karena panik. "Rumah kontrakan yang sudah kita sewa dibatalin sewanya sama yang punya." Jawab Pras dengan muka datar dan pasrah. "Apa?" Rai terkejut, kali ini air mukanya yang berubah menjadi panik. "Kenapa? Sekarang gantian tuh muka kamu yang serem!" Pras menggoda balik istrinya itu. Sadar akan keadaan yang ada, mereka menghentikan candanya itu, suasana berubah menjadi lebih serius. "Sudah ah, bercanda terus! serius loh ini mas, terus kita gimana? Nggak mungkin kan pindahannya kita undur?" Rai terus bertanya dengan paniknya. "Iya nggak mungkin, kita harus cari kontrakan yang lain." Jawab Pras. "Tapi mau nyari kemana rumah kontrakan, mendadak gini mas? waktunya juga mepet banget, dua hari dari sekarang kita sudah harus pindah." Tanya Rai kembali. "Ya udah, mas coba hubungi beberapa teman barang kali bisa bantu." Sahut Pras. "Aku juga coba cari dari internet ya." Ucap Rai. Lupa akan sarapan, akhirnya pagi itu keduanya disibuk mencari rumah kontrakan pengganti. Meraka sibuk dengan caranya masing-masing. Pras yang sibuk dengan panggilan teleponnya dan Rai yang sibuk dengan internetnya tetapi Keduanya tetap saling mengobrol satu sama lain. Memang pasangan ini adalah pasangan yang unik. "Lagian kok mas, Bapaknya bisa-bisanya main batalin gitu aja? Tega banget sama kita?" Rai mengeluh, dengan bibir yang makin lama makin maju. "Kata dia, anaknya yang kerja sebagai TKI di Hongkong pulang mendadak. Dan rumah yang mau kita sewa itu ternyata punya anaknya. Jadi anaknya mau nempatin." Ucap Pras menjelaskan. "Ya, tapi jangan gini dong mas, paling nggak ada kebijakan gitu. Biar kita tempatin dulu-lah sementara, lamanya satu atau dua bulan sambil nyari rumah baru. Kitakan udah bayar uang muka." Rai kembali mengeluh. "Ya, nasib orang ngontrak dek." Sahut Pras. "Oh, iya UANG MUKA!!" Teriak Pras, teringat uang muka yang belum ia minta balik.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD