Sinar mentari mulai menelisik disetiap sudut celah jendela, rupanya suara burung-burung di Wilayah Afresia sudah menyambut hari penuh hangat. Setelah Allice merapikan pakaian semalam, dirinya langsung tertidur di sisi Jorsh. Bahkan, pagi ini pun Jorsh sudah menghilang dari sisinya. Jam di dinding masih menunjukkan pagi jam 06.00 Afresia. Kedua mata Allice menyipit lalu menguap berkali-kali. Beberapa pelayan tentunya menyambut Allice dengan beberapa gaun serta aksesoris yang akan ia kenakan pagi ini menuju perbatasan Andas. “Selamat pagi Tuan Putri Allice,” ucap salah satu pelayan dengan berseru lantang, dirinya menundukkan pandangan lalu menyerahkan nampan berlapis emas dihadapan Allice dengan berisikkan gaun berwarna merah tua dengan beberapa renda dari wol sutra halus. “Gaun yang s

