Curhatan Shakila

1047 Words
Mendengar Shakila hendak pergi Akmal Hanya bisa menarik nafas dalam, mau menolak Tapi dia sudah tidak memiliki kepentingan dan keinginannya sudah tercapai yaitu bertemu dengan Shakila, sehingga dia hanya menganggukan kepala sebagai persetujuan. "Oh ya, maaf dokter. kayaknya kamu melupakan sesuatu?" ucap Shakila sambil kembali menundukkan tubuhnya, matanya yang indah memenuhi wajah Akmal. "Melupakan apa?" dahinya mengkerut mengingat-ingat apa yang sudah dijanjikan. "Dokter belum memeriksa ekstraksi gigiku?" "Aku sudah melakukannya." jawab Akmal yang membalas tatapan Shakila, sehingga kedua tatapan itu beradu membuat hatinya terasa berdesir tidak bisa diartikan. "Kapan, aku belum diperiksa karena sejak dari tadi aku hanya menangis, dan dokter hanya diam tanpa melakukan sesuatu?" "Kalau gigimu masih sakit tidak mungkin kamu bisa memakan es krim." Mendengar perkataan Akmal Shakila pun tersenyum seolah paham dengan apa yang sudah dilakukan oleh dokternya, membuatnya semakin terlihat sangat manis menggemaskan menaik turunkan jakun Akmal seperti ingin menelannya. "Berarti pertemuan kita sia-sia?" "Tidak ada yang sia-sia, semuanya pasti akan memberikan kebaikan bagi kita. "Ya sudah Sekali lagi saya ucapkan terima kasih untuk semua pertolongan yang dokter berikan " "Jangan panggil dokter, panggil saja nama saya Akmal." "Baik Akmal, terima kasih!" ujar Shakila yang tetap menyematkan senyum tipis penuh kekaguman di wajahnya. Setelah itu dia pun bangkit dari tempat duduknya kemudian pergi meninggalkan Taman, diantar oleh tatapan Akmal sampai Tak Terlihat Lagi ditelan oleh belokan jalan. Akmal merasa bahagia karena dia sudah bisa memastikan bahwa kekasihnya baik-baik saja, ditambah perubahan Shakila yang sangat berarti ketika menatap wajahnya. "Yes, yes, yes!" gumam Akmal sambil mengepalkan kedua tangan seperti sang juara yang baru saja memenangkan kompetisi. "Akhirnya aku bisa mendapat tatapan penuh kekaguman dari seorang perempuan, terima kasih bangku taman, terima kasih pepohonan. aku sudah bisa merasakan kebahagiaan sebagai seorang laki-laki yang dikagumi." Lanjutnya sambil tetap sumringah Bahkan dia terlihat bangkit lalu menari mengikuti alunan musik dari arah panggung yang sedang mengetes suara. Matahari siang yang tidak terlalu memancarkan teriknya mengisi taman teater menyaksikan kehidupan dan aktivitas yang masih terlihat tenang. Para pengunjung mulai berdatangan kemudian duduk di bangku-bangku yang teratur, menikmati hangatnya sinar matahari dan udara segar di sekitar. Suara percakapan dan tawa ringan mewarnai keheningan taman, menciptakan suasana santai penuh ceria. Di panggung taman, mulai ada orang-orang yang mempersiapkan untuk pertunjukan nanti sore kalau suasananya memungkinkan. Para seniman dan kru teknis mulai disibukkan dengan menyusun peralatan dan melakukan latihan, menambah elemen kegembiraan dan antusiasme ke dalam suasana taman. Namun ada pula Beberapa pengunjung yang membawa bekal makan siang atau kopi, menciptakan piknik informal di tengah taman yang hijau sambil menikmati para Seniman yang sedang gladi resik. Pohon-pohon di sekitar taman memberikan naungan yang menyegarkan, menciptakan area teduh di bawah dedaunan yang bergoyang-goyang. anak-anak berlarian di lapangan terbuka, menambahkan semarak ke dalam pemandangan taman. Burung-burung gereja terdengar berkicau dengan begitu riang menambah kebahagiaan yang dirasakan oleh Akmal "Desi tolong Jadwal ulang pertemuanku untuk hari besok!" pinta Akmal menelepon resepsionis klinik Sepertinya dia sudah memiliki rencana yang matang untuk mengisi hari besok Setelah menelepon dan puas menikmati keadaan Taman Akmal pun bangkit dari tempat duduknya, kemudian pulang ke rumah untuk menikmati sisa-sisa kebahagiaan yang masih terasa jelas dalam ingatan. senyuman, kesedihan rasa, pilu membuat Akmal semakin mengagumi sosok wanita yang masih sah menjadi istri orang lain. ~ Keesokan harinya, Akmal sudah terlihat di outlet ternama yang berada di salah satu Mall yang berada di Jakarta. kala itu dia sedang mencoba baju kaos, nampaknya dia ingin sedikit merubah penampilan, karena biasanya dia selalu menggunakan kemeja formal dan baju kedokteran. Setelah memilah dan memilih beberapa baju, Akhirnya dia pun membayarnya. kemudian dilanjutkan ke toko sepatu casual, lalu dilanjutkan mencari kacamata bahkan celana juga tidak luput dari pencariannya Selesai membeli semua perlengkapan, Akmal pun mampir ke Barbar shop untuk merapihkan rambutnya, agar lebih terlihat macho tidak culun seperti sekarang. Akmal benar-benar berubah setelah bertemu dengan Shakila. Setelah semuanya dirubah meski tidak ada perubahan yang signifikan, tapi itu akan membuat orang yang sudah kenal dengannya merasa aneh karena biasanya Akmal akan selalu memakai baju formal. namun sekarang dia sudah berubah dengan baju kaos dipadukan dengan celana jeans. Tapi itu tidak merubah kesan buruk melainkan merubah Akmal menjadi lebih rapi dan tidak kaku. Seperti biasa setelah beraktivitas seharian, waktu itu sore hari dia sudah berada di kamarnya, karena begitulah seorang introvert menikmati kehidupan dengan kesendirian. "Dia sangat manis dan sangat imut. aku yakin ketika kamu melihatnya kamu pasti akan jatuh cinta di Pandangan Pertama." ceritanya sama kura-kura yang sedang menyantap makanan, tangannya tetap melukis pesawat mainan yang sudah berulang kali ganti warna. Mendengar curhatan majikannya, Robi yang hanya seekor kura-kura dia tidak menanggapi. Dia terlihat asyik dengan aktivitasnya. Akmal terus bercerita tentang keindahan demi keindahan yang dimiliki oleh Shakila, meski tidak ada lawan bicara, layaknya seorang yang tidak memiliki kewarasan karena mengajak mengobrol seekor hewan. Suasana pun semakin lama semakin sore, Hingga akhirnya dari arah jauh terdengar suara adzan maghrib berkumandang. Akmal masih sibuk dengan aktivitas melukis pesawat dan curhat kepada kura-kura, Sampai akhirnya dia pun terdiam kemudian berbicara dengan begitu semangat seperti mendapatkan ide. "Terima kasih terima kasih atas sarannya Robi. benar sekarang aku harus menemuinya. meski hanya bisa melihat dari dalam mobil, agar aku tidak terus kepikiran tentang dirinya." ujar Akmal sambil mencium batok kura-kura milik Robi. Setelah itu dia pun memasukkan kura-kuranya ke dalam kandang, lalu membersihkan tubuh agar Ketika nanti dia bertemu dengan Shakila badannya tidak tercium aroma yang tidak mengenakkan. "Doakan aku ya Robbi, agar aku sukses bisa menemui Shakila!" ujar Akmal sambil mengacungkan tangan memberikan salam kepada sahabatnya. Akmal mengendarai Mobilnya di bawah sinar lampu-lampu jalan yang berjajar rapih di samping kanan kiri. melaju dengan kecepatan sedang penuh kehati-hatian dan perhitungan. di wajahnya terlukis senyuman seperti orang yang sedang menemukan kebahagiaan, Padahal dia hanya ingin mengintip bukan bertemu dengan Shakila. Mobil pun terus melaju hingga akhirnya tiba di Jalan Cendrawasih nomor 108, Akmal memarkirkan Mobilnya di tepi jalan, kemudian matanya menatap ke arah salah satu rumah yang terlihat Lampunya masih menyala. Namun baru saja memarkirkan mobil jantungnya terasa berdegup dengan kencang. dibarengi dengan hati yang berdebar, karena dia melihat ada sosok laki-laki yang keluar dari rumah Shakira. laki-laki itu terlihat menggunakan baju olahraga, Sepertinya dia ingin berlari. mungkin aktivitasnya yang sangat padat sehingga dia hanya memiliki waktu untuk berolahraga ketika malam tiba. Perasaan Akmal semakin tidak karuan, tatkala laki-laki itu terlihat menghampiri mobilnya, dengan segera Akmal pun menundukkan kepala supaya tidak dicurigai.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD